Semula Dikira Bangkai Anjing, Ternyata Jasad Bayi Hanyut di Aliran Sungai Tukad Badung
Warga geger dengan sebuah temuan jasad bayi yang hanyut di aliran sungai tersebut, Sabtu (30/6/2018) sekitar pukul 09.00 Wita.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Warga Jalan Pulau Biak II Denpasar Barat, berkerumun di sekitaran aliran Sungai Tukad Badung.
Warga geger dengan sebuah temuan jasad bayi yang hanyut di aliran sungai tersebut, Sabtu (30/6/2018) sekitar pukul 09.00 Wita.
Jasad bayi itu pun kemudian diambil oleh seorang saksi.
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Adnan Pandibu mengatakan, penemuan mayat bayi itu awalnya dikira sebagai bangkai anjing.
Jasad bayi itu ditemukan dalam keadaan meninggal dan hanyut di aliran sungai.
"Awalnya dikira bangkai anjing. Dan akhirnya ada warga yang terjun untuk mengambil," ucap Adnan, yang mengutip penjelasan Nanang (53), saksi mata warga setempat.
Baca: Dua Opsi untuk Keluarga Korban: Angkat Mayat atau Relakan Tetap Berada di Dasar Danau
Adnan mengaku, pihaknya sudah melakukan olah TKP, kemudian dengan tim identifikasi Polresta Denpasar melakukan penyelidikan TKP dan jenazah orok tersebut.
Dari keterangan saksi-saksi dan tim identifikasi belum diketahui perkiraan umur orok tersebut.
Mayat bayi kemudian dibawa ke kamar jenazah RSUP Sanglah.
Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh bayi tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, pihaknya menemukan adanya luka-luka pada sekitar mulut, pipi, dan dahi.
"Luka ini dimungkinkan akibat kekerasan tumpul, bisa karena penekanan atau pembekapan," katanya.
Selain itu, lanjut Dudut, kondisi bayi yang diketahui sudah berumur sekitar 9 bulan ini lahir tanpa ada tenaga kesehatan yang menolong saat persalinan.
Baca: Robot ROV Pemantau Bangkai Kapal dan Korban Tenggelam Terlilit Tali Kapal di Dasar Danau Toba
Maksudnya, Dudut tidak menemukan adanya tanda perawatan pada bayi pascalahir.
Hal ini diketahui dari masih adanya tali pusar yang tidak terawat sehingga ada pembusukan awal berwarna kehijauan pada kulit perut.
"Hal ini menandakan bayi tersebut belum dimandikan dan tali pusar tidak dirawat sebagaimana kalau melahirkan di faskes (fasilitas kesehatan)," terangnya.
Untuk perkiraan waktu kematian dijelaskan Dudut, bayi ini sudah meninggal sejak 1 hari lalu sebelum waktu pemeriksaan.
Bayi ini lahir cukup bulan dengan panjang 53,5 cm dan berat 3.000 gram. (ang/azm)