Tiga Hari Meninggal di Malaysia, Jenazah TKI Kris Kolo Tiba di Kupang
Setelah tiga hari meninggal di Malaysia, jenazah Kris Kolo (23) akhirnya tiba di Bandara El tari Kupang, Minggu (1/7/2018).
Editor: Dewi Agustina
![Tiga Hari Meninggal di Malaysia, Jenazah TKI Kris Kolo Tiba di Kupang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jenazah-tki-asal-kupang_20180702_075334.jpg)
Laporan Wartawan Pos Kupang, Gecio Viana
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Setelah tiga hari meninggal di Malaysia, jenazah Kris Kolo (23), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Ekateta, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang akhirnya tiba di Bandara El tari Kupang, Minggu (1/7/2018) tengah malam.
Kedatangan jenazah TKI asal NTT yang diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia tersebut disambut puluhan anggota keluarga yang telah menunggu sejak pagi pukul 08.00 Wita di kargo Bandara El Tari Kupang.
Raut wajah sedih tergambar jelas di wajah puluhan anggota keluarga TKI asal NTT ini.
Mereka tak banyak bicara dan saling menatap satu sama lain di area kargo.
Tak hanya anggota keluarga, turut hadir petugas dari BP3TKI Kupang, Disnakertrans NTT, perwakilan Sinode GMIT, perwakilan OPSI NTT, perwakilan Satgas Anti Human Trafficking Partai Golkar serta seorang biarawati yang turut menanti kedatangan jenazah tersebut.
Jenazah yang dinantikan akhirnya tiba di sekira pukul 23.00 Wita.
Baca: BREAKING NEWS: Senin Pagi Gunung Agung Tiga Kali Erupsi
Jenazah tersebut ditempatkan di dalam satu peti mati berwarna putih dan tertutup rapat langsung dimasukkan ke dalam mobil ambulans.
Seorang anggota keluarga yang enggan namanya ditulis kepada Pos Kupang mengatakan, Kris Kolo (23) berangkat ke Malaysia sejak tahun 2012 silam.
Pihak keluarga mendapatkan kabar bahwa Kris Kolo telah mengalami sakit selama dua hari dan dirawat di satu rumah sakit yang berada di Malaysia.
Sementara itu, Timotius K Suban Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Kupang sebelum kedatangan jenazah mengatakan, TKI asal NTT tersebut meninggal di Malaysia pada Minggu (27/6/2018) dan merupakan TKI yang bekerja di luar negeri tanpa melalui prosedur.
"Awal informasi dari Entikong pukul 10.00 Wita dengan pesawat Garuda 456. Mungkin ada perubahan jadwal, tapi tadi pagi di sistem Garuda sudah ada, ternyata menurut Garuda karena muatan terlalu banyak akhirnya pas malam ini dapat diterbangkan," katanya.
Pendeta Emi Sahertian dari Divisi Advokasi dan Perdamaian Sinode GMIT mengatakan, berkaca dari banyaknya TKI asal NTT yang pulang dengan meregang nyawa pemerintah daerah harus lebih sungguh-sungguh memperhatikan akar persoalan dari tingginya migrasi masyarakat NTT ke luar negeri.
Baca: Lasma Merelakan Jenazah Siti Arbiah Putri Kesayangannya Tetap Berada di Danau Toba
Dikatakannya, sudah menjadi kewajiban negara untuk mempersiapkan buruh migran asal NTT sehingga dapat bekerja dengan baik dan tidak terjebak dalam TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.