Mengintip Penangkaran Buaya Milik Fatah Arif Suyanto di Desa Dawuhan Kulon Banyumas
Setiap kali Arif melempar umpan daging ayam ke kolam, buaya-buaya ini adu cepat untuk menyambar.
Editor: Dewi Agustina
Seperti namanya, Guntur bak gelegar petir yang menakutkan.
Buaya-buaya lain dibuat tak berkutik di hadapannya karena kekuatan tak imbang.
Akhirnya, Guntur diisolasi atau dipisahkan dengan buaya lain agar kondusifitas kandang terjaga.
Kini Guntur menempati sebuah kandang tersendiri. Ia hanya ditemani seekor buaya lain yang dianggap cocok menemaninya.
Sifat buaya itu lebih banyak mengalah sehingga tak memancing pertengkaran.
Buaya itu memilih makan belakangan, jika Guntur tak menyentuh makanan itu.
"Cocoknya dengan ini, kalau dicampur buaya lain gak cocok, pasti ditengkari," katanya.
Namun di luar kegarangannya, ada ruang hampa di kehidupan buaya tersebut.
Guntur tetaplah buaya betina yang pastinya merindukan kehadiran pejantan tangguh.
Baca: Iswandi Bawa Celurit ke Ruang Pengadilan Agama Agar Istrinya Tak Marah-marah saat Sidang Cerai
Terlebih usianya sudah cukup matang, lebih dari 23 tahun.
Secara biologis, Guntur siap kawin dan beranak. Tetapi kesangarannya justru membuatnya sulit menemukan jodoh.
Guntur belum menemukan pejantan yang lebih tangguh darinya.
Semua pejantan di penangkaran terlalu lemah dan tak mampu mengimbangi kekuatannya.
Arif pernah berusaha menyatukan Guntur dengan buaya jantan yang dicampur dalam satu kolam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.