Belasan Hektare Lahan Terbakar, Petugas Pemadam Harus Berjalan Dua Kilometer
Dampak kebakaran lahan sudah menimbulkan kabut asap yang mengancam jalur penerbangan di Bandara Udara Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Banjarmasinpost.co.id Mukhtar Wahid
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Belasan hektar lahan tidur di Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut terbakar.
Kebakaran itu menyebar di sejumlah desa yang bertetangga dengan wilayah Kelurahan di Kota Banjarbaru.
Kebakaran itu merepotkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Kalsel yang memantau titik api yang dipadamkan petugas pemadam gabungan.
Dampak kebakaran lahan sudah menimbulkan kabut asap yang mengancam jalur penerbangan di Bandara Udara Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru.
Informasi dihimpun reporter Banjarmasinpost.co.id, peristiwa kebakaran lahan itu diketahui, di Jalan Teluk Paku, Desa Batibati, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut, sejak 10 Juli 2018 lalu.
Beruntung, kebakaran lahan di Jalan Teluk Paku itu berhasil dipadamkan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanahlaut bersama regu pemadam kebakaran lainnya hingga pukul 18.00 Wita.
Terkini, peristiwa kebakaran di Desa Pandahan, Kecamatan Batibati, diperkirakan luasan lahan yang terbakar sekitar delapan hektare.
Titik api tidak dapat dijangkau armada mobil pemadam kebakaran.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanahlaut mengalami kendala karena titik api berada di dalam yang hanya dapat dilintasi dengan berjalan kaki.
Baca: Kebakaran Lahan Tak Terkendali di Victoria Barat
Alat pemadam apung, milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanahlaut diturunkan di mana sumber air berada.
Itu pun hanya mampu dibawa enam personel petugas dengan cara berjalam kaki mendekati titik api.
Pelaksanaan tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanahlaut, Suriansyah membenarkan bahwa belasan hektare lahan yang terbakar terdapat di wilayah Kecamatan Batibati.
Suriansyah yang menjabat Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanahlaut ini mengaku petugas di lapangan terkendala akses jalan menuju titik api.
"Petugas harus berjalan sekitar dua kilometer mencapai titik api dengan membawa pemadam apung. Itu jika lokasinya berdekatan dengan sumber air," katanya ditemui Banjarmasinpost.co.id, Kamis (12/7/2018).
Suriansyah mengaku kebanyakan di lokasi lahan yang terbakar tidak jarang petugasnya tidak menemukan sumber air sehingga pemadaman kebakaran lahan dilakukan secara manual dengan cara memukul api.
"Kalau kami mencari air berapa hektare lahan warga yang terbakar kalau ditinggal. Beruntung kami dibantu petugas dari kepolisian, anggota TNI dan pemadam swasta dan masyarakat sekitar terlibat membantu pemadaman api," katanya.