Kekeringan, Warga Kulonprogo Harus Rela Jalan 2 Km dan Antri Berjam-jam Demi Satu Ember Air Bersih
airnya semakin susut saat kemarau dan warga harus menunggu hingga dua jam supaya bisa menimba airnya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Musim kemarau membawa dampak susutnya debit dari sumber air yang dimiliki warga Kokap.
Kini mereka terpaksa mencari air di tempat lebih jauh dan harus sabar menantinya.
Hal itu pula yang dilakukan Suyem (50), warga Pedukuhan Plampang I, Desa Kalirejo, Kokap.
Setiap tahunnya, wilayah tempat tinggalnya itu selalu langganan kekeringan saat musim kemarau.
Air bersih tak lagi bisa didapat semudah hari-hari lainnya karena sumber air semakin menyusut volume airnya.
Sementara, jaringan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum menyentuh kawasan rumahnya.
Mau tak mau, ia harus mencari sumber air lain yang masih bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-harinya.
Ada sumur dekat rumah Dukuh setempat yang biasa dimanfaatkan bersama oleh warga lainnya.
Namun, airnya semakin susut saat kemarau dan warga harus menunggu hingga dua jam supaya bisa menimba airnya.
Itupun warga harus saling berbagi rata dan tak bisa membawa pulang banyak air.
Jika sabar dan beruntung, warga bisa mengambil dua jeriken besar air dari sumur tersebut.
"Kalau sudah saking susahnya cuma dapat satu jeriken, itu juga ngga penuh. Kadang airnya keruh dan harus nunggu dua jam supaya banyak lagi. Kalau di sumur itu ngga dapat, saya cari sumber yang agak jauhan, sekitar dua kilometer jalan kaki dari rumah," kata Suyem pada Tribunjogja.com, Jumat (13/7/2018).
Kondisi itu menurutnya sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir.
Belum ada bantuan air bersih yang diberikan pemerintah kepada warga setempat.
Camat Kokap, Warsidi mengatakan, data sementara ini ada dua desa yang warganya sudah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Yakni Hargowilis dan Kalirejo.
Namun begitu, tak menutup kemungkinan wilayah desa lainnya juga menyusul kemudian mengingat Kokap selama ini masuk dalam peta kerawanan kekeringan.
Misalnya wilayah Desa Hargotirto.
Saat ini, warga terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih antara lain 110 KK di wilayah Kalirejo (Pedukuhan Plampang I, Plampang II, dan Plampang III), serta 60 KK di Hargowilis (Clapar I, Clapar II,d an Clapar III).
"Kami sudah meminta pemerintah desa untuk terus mendata warga yang kesulitan mendapat air bersih dan mengupayakan penanganannya. Misal dengan langsung mengajukan permohonan bantuan air bersih supaya lekas dibantu pemerintah," jelasnya.(*)