Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

1,14 Juta Warga NTT Hidup Dalam Kemiskinan

Metode ini, kata Maritje dipakai BPS sejak tahun 1998 supaya hasil penghitubgan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 1,14 Juta Warga NTT Hidup Dalam Kemiskinan
Istimewa
Ilustrasi 

Laporan Reporter Poskupang.com, Adiana Ahmad

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Sebanyak 1,14 juta atau tepatnya 1.142.170 orang di NTT masih hidup dalam kemiskinan.

Berdasarkan siaran resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Provinsi NTT, Senin (16/7/2018), jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2018 telah mencapai 1.142.170 orang.

Angka ini mengalami lonjakan 7.400 orang jika dibandingkan dengan jumlah pennduduk miskin NTT pada September 2017 yang masih berada pada angka 1.134.740 orang.

Baca: Duh Penjaga Sekolah Ini Cabuli Siswi Kelas 2 SD di Perpustakaan

Meski demikjan secara prosentase, angka kemiskinan di NTT malah turun 0,03 persen dari 21,38 persen pada September 2017 menjadi 21, 35 persen lada Maret 2018.

Kepala BPS Provinsi NTT, Maritje Patiwelapia dalam konfrensi pers di Lantai II Gedung BPS Propisi NTT, Senin siang, mengatakan, disparitas kemiskinan antara perkotaan dan pedesaan cukup tinggi.

Pada September 2017, persentase penduduk miskin di kota di NTT 10,11 persen dan penduduk miskin di desa 24, 59 persen. Namun pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin di kota 9,94 persen, jumlah penduduk miskin di desa di NTT melonjak menjadi 24,74 persen.

BERITA REKOMENDASI

Angka kemiskinan tersebut, kata Maritje diukur berdasarkan konsep kebutuhan dasar.

Dengan konsep ini, jelas Maritje, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur berdasarkan garis kemiskinan.

"Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan (setara 2.100 kalori per kapita per hari).

Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok non makanan lainnya," jelas Maritje.

Metode ini, kata Maritje dipakai BPS sejak tahun 1998 supaya hasil penghitubgan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu.

Maritje mengungkapkan, faktor-faktor terkait dengan tingkat kemiskjnan di NTT periode Seotember 2017 sampai Maret 2018, yakni; pertama, selama periode September 2017-Maret 2018 terjadi inflasi Umum 1,81 persen.

Sedangkan pada periode Maret 2017-Maret 2018 terjadi inflasi umum 2,25 persen. Kedua, tingkat kesejahteraan petani cenderung meningkat pada bulan Maret 2018.

Hal itu tercermin dari nilai tukar petani NTT bulan Maret sebesar 104,48 atau meningkat 1,48 poin jika dibandingkan periode September 2017 sebesar 103,00.

Ketiga, tingkat pengangguran terbuka di NTT pada bulan Februari 2018, 2,98 persen. Sebagian besar penduduk, yakni sebanyak 1,46 juta (58,63 persen) bekerja di sektor pertanian.

Keemoat, Gini ratio Provinsi NTT pada Maret 2018 sebesar 0,351 turun 0,008 poin dari periode September 2017 sebesar 0,359 . Kelima, pada Periode November 2017 -Februari 2018 persentase rumah tangga penerima raskin / rastra atau BPNT 43,09 persen. (*)

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas