PBNU Segera Cek di Lapangan Terkait Tambang Emas Tumpang Pitu
Menurut Masduki, pengecekan dan klarifikasi ke lapangan dibutuhkan, agar PBNU mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya.
Editor: Hasanudin Aco
Selain aspek yang berkaitan dengan teknologi yang dipakai, Masduki Baidlowi menegaskan, kroscek lapangan juga perlu menyisir persoalan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dan investasi dalam negeri.
”Setahu saya, perusahaan tersebut merupakan investasi dalam negeri yang dimiliki pengusaha lokal,” ujarnya.
BSI Tambang Terbaik
Sementara itu, dari Banyuwangi diberitakan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat baru saja menyelesaikan kegiatan monitoring lingkungan ke perusahaan tambang emas BSI di Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran.
Monitoring dilakukan untuk mengetahui ambang batas pencemaran di tambang terbesar kedua di Indonesia ini. Hasilnya, DLH Banyuwangi menilai PT BSI merupakan tambang terbaik di Indonesia.
”Tambang emas ini sangat disiplin dalam melakukan monitoring lingkungan. Meski punya SDM yang mumpuni, pada pelaksanaannya mereka masih menggandeng konsultan independen yang kompeten. Untuk keterbukaan, dalam melakukan monitoring BSI juga sering melibatkan masyarakat sekitar,” kata Budi Wahono, Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian DLH Banyuwangi, Kamis (19/7).
Menurut Budi, monitoring lingkungan adalah kewajiban perusahaan sesuai dokumen AMDAL. Di sini PT BSI diwajibkan membuat laporan per semester oleh DLH Banyuwangi. ”Kita minta laporan tiap enam bulan sekali, tapi BSI malah melaporkannya tiap tiga bulan sekali,” ungkapnya.