Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anaknya Derita Kanker Darah, Supar Rela Jadi Peminta-minta

Suparyono mengaku menggalang dana seorang diri di pasar dan di Jalan kali pertama dilakukannya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Anaknya Derita Kanker Darah, Supar Rela Jadi Peminta-minta
Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid
Suparyono, ayah penderita penyakit kanker darah, bernama Cantika (13) warga Desa Batumulya, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut menggalang dana, Senin (30/7/2018) 

Laporan Wartawan Banjarmasin Post Mukhtar Wahid
 
 
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Rasa malu yang dirasakan Supar panggilan akrab Suparyono disingkirkan untuk menyentuh nurani warga yang berbelanja di lingkungan Pasar Tapandang Berseri Pelaihari.

Sebuah kardus bekas air minum kemasan gelas, Supar menjadikan kotak amal sekaligus ditempeli foto putrinya bernama Cantika serta boneka milik anaknya.

"Banyak yang bertanya kenapa meminta sumbangan di pasar. Saya jawab untuk biaya pengobatan anak saya yang mengidap kanker darah," kata Supar, Senin (30/7/2018).

Suparyono adalah ayah penderita gadis cilik yang bernama Cantika (13) warga Desa Batumulya, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut.

Ia meminta bantuan warga membantu biaya pengobatan putrinya yang kini terbaring di RS Idaman Banjarbaru.

Lama berkeliling, Supar berdiri lagi di bundaran tugu Angsau dekat SPBU.

Baca: Destinasi Banjarmasin yang Bisa Disambangi saat Obor Asian Games Tiba

Di bundaran itu tidak dapat sumbangan karena kalau berhenti membahayakan pengendara lainya.

BERITA REKOMENDASI

Kegiatan berikutnya menggalang di sana lagi di bundaran lampu merah dekat Kantor Kejaksaan Negeri Tanahlaut.

Pengendara yang berhenti karena lampu hijau belum nyala.

Kardus yang dipegang Supar diisi uang.

Tidak semua masyarakat yang dimintai dana memberikan uangnya.

Kebanyakan mengangkat tangan bertanda tidak memberi saat Suparyono berdiri di tengah Jalan Datu Insad, mendekati pengguna jalan.


Suparyono mengaku menggalang dana seorang diri di pasar dan di Jalan kali pertama dilakukannya.

Profesi meminta derma dari masyarakat itu karena sudah tidak ada cara lain mencari dana untuk anaknya kecuali meminta-minta di jalan umum.

"Ini bukan profesi saya meminta sumbangan dan saya harus menahan rasa malu demi kesembuhan dan kelangsungan perawatan anak saya selama di Kota Banjarbaru," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas