Kadis dan Bendahara PUPR Diduga Berikan Kesaksian Palsu di Sidang Tipikor
Penyidik juga sudah memiliki bukti bahwa percakapan keduanya adalah identik dengan suara Erni dan Anugerah
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anugerah dan Bendaharanya, Erni menyangkal semua rekaman percakapan keduanya yang disadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saat menyelidiki dugaan kasus suap yang melibatkan mantan Bupati Bandung Barat, Abubakar.
Erni dan Anugerah diduga memberikan keterangan palsu.
Dalam sidang yang mengagendakan pemeriksaan saksi untuk terdakwa Asep Hikayat selaku mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Bandung Barat itu di PN Tipikor, Jalan LLRE Martadinata, Senin (30/7), Jaksa KPK Budi Nugraha memperdengarkan dua rekaman suara seorang perempuan tengah berkomunikasi dengan seorang pria.
"Anda mengenali suara ini," ujar Budi pada Erni.
Namun Erni membantah mengenali suara itu.
Jaksa kemudian memperdengarkan lagi suara perempuan tengah berkomunikasi dengan pria dengan waktu rekaman lebih lama.
"Ini rekamannya lebih panjang. Anda mengenali suara itu, pak Anugerah, bu Erni," ujar Budi bertanya pada Erni dan Anugerah.
Namun, Erni dan Anugerah membantah rekaman tersebut adalah suara keduanya.
Tak cukup hanya itu, penyidik juga sudah memiliki bukti bahwa percakapan keduanya adalah identik dengan suara Erni dan Anugerah.
Baca: Setelah Mengklaim Menangi Pilkada Bandung Barat, Hengky Kurniawan Berbagi Kabar Duka
Apalagi, penyidik saat memeriksa keduanya sudah mengambil sampel suara milik Erni dan Anugerah.
"Kami juga sudah libatkan ahli untuk menganalisis suara percakapan ini, bahwa suara ini identik dengan suara Erni dan Anugerah. Anda bisa saja mengelak tapi akan kami catat sebagai perbuatan memberikan keterangan palsu," ujarnya.
Jaksa juga menanyakan soal nomor telpon milik keduanya dan mencocokannya dan nomornya sama.
Dalam persidangan itu, saksi lain yang dihadirkan adalah Aang Anugerah selaku Kasubbag Keuangan Bappeda, Ida Nurhamidah selaku Kepala Dishutanbun dan sekretarisnya, Heru Budi Purnomo dan seorang honorer, Rahman.
Erni juga membantah menyerahkan uang Rp 50 juta pada Aang untuk diserahkan ke Adityo sebagai uang untuk pemenangan istri Abubakar di Pilkada Bandung Barat.
"Saya menerima uang Rp 50 juta dari Erni di ruangan saya dengan disaksikan staf saya. Uang itu untuk pak bupati," ujar Aang.
Saat pernyataan itu dikonfrontir pada Erni oleh hakim, Erni membantahnya.
"Saya tidak pernah menyerahkan uang tersebut," kata Erni.
Begitu juga yang dikatakan Anugerah.
Aang menyebut ia ditugaskan oleh Kepala Bappeda saat itu, Adityo yang juga terdakwa dengan berkas terpisah untuk mengumpulkan uang dari lima SKPD, masing-masing Rp 65 juta.
Baca: Terbukti Korupsi e-KTP, Anang Sugiana Divonis 6 Tahun Penjara
Ia juga menyebut Adityo sebagai koordinator pemenangan Ellin Suharliah, istri Abubakar
Abubakar ditetapkan tersangka bersama Kepala Disperindag Weti Lembanawati, Kepala Bappeda Kabupaten Bandung Barat Adityo karena diduga menerima uang suap dari Kepala BKD Bandung Barat, Asep Hikayat.
Abubakar diduga meminta uang pada sejumlah kepala dinas di Bandung Barat untuk kepentingan pencalonan istrinya, Elin Suharliah yang maju di Pilkada Bandung Barat.
Sementara itu, jaksa KPK akan menindaklanjuti dugaan kesaksian palsu Erni dan Anugerah itu dengan mengkonfrontir langsung pada terdakwa Adityo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.