Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang Tua Ungkap Perilaku Siswi SMP yang Kritis Ditebas Oleh Pacarnya

Dirinya sudah berkali-kali mendapat surat panggilan dari sekolah tempat Bunga menimba ilmu, karena acap kali bolos sekolah.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Orang Tua Ungkap Perilaku Siswi SMP yang Kritis Ditebas Oleh Pacarnya
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Dohu Lase

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Bunga (nama samaran), siswi SMP yang kritis akibat lehernya digorok oleh penarik becak pada Selasa (31/7/2018) lalu, ternyata belum pulang ke rumah sejak Jumat (27/7/2018).

Orangtua Bunga tak curiga, sebab jika Bunga tak pulang ke rumah, berarti Bunga sedang menginap di salah satu rumah keluarga mereka di sekitaran Pasar Pancurbatu.

"Udah tiga hari enggak pulang ke rumah. 'Ndenggal' (bandel-red) orangnya. Dia waktu berangkat dari rumah pun aku enggak tahu. Kami kira dia lagi di rumah famili kami di dekat Pasar Pancurbatu. Soalnya kalau dia enggak pulang, alasannya dia tidur di situ," ujar ayah Bunga, Ngulihi Sembiring (53), Rabu (1/8/2018).

Baca: Seorang Tokoh Disebut-sebut Terlibat Percobaan Pembunuhan Lurah Sri Wilujeng, Ini Jawabannya

Saat ditemui Tribun Medan di rumahnya di Dusun 4 Lau Macem, Desa Sugau, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, Ngulihi yang berprofesi sebagai petani pinang ini mengungkapkan Bunga suka keluyuran dan diduga kuat terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.

Dirinya sudah berkali-kali mendapat surat panggilan dari sekolah tempat Bunga menimba ilmu, karena acap kali bolos sekolah.

"Dalam tahun ini, baru tiga kali dia masuk sekolah. Sudah berkali-kali kami dapat surat panggilan orangtua," kata Ngulihi.

BERITA REKOMENDASI

Saat ditegur, lanjut Ngulihi, Bunga tak terima. Bunga juga tak mau tahu soal pekerjaan rumah. Saking bandelnya Bunga, persekutuan gereja sampai datang ke rumahnya guna mendoakan Bunga agar lekas bertobat.

"Sering kami tegur anak itu, tetapi kalau ditegur malah dimarahinya balik kami. Tiga kali datang pihak gereja ke sini untuk mendoakan Bunga, tetapi dia tetap saja belum berubah," ujar Ngulihi sedih.

Saat ditanya, Ngulihi mengaku tak kenal satupun teman ataupun orang yang kerap berhubungan dengan anaknya, termasuk pula dengan Rudi Gurusinga (30) alias Bapak Ocid, penarik becak yang diduga pelaku penggorokan Bunga.

Ngulihi berharap, pihak kepolisian dapat cepat menangkap pelaku.

"Semoga dengan kejadian ini, Bunga sadar bahwa inilah akibat terlalu 'gaul'. Dia sadar kalau Tuhan masih sayang dia, Tuhan masih memberikan kesempatan untuk dia memperbaiki diri," pungkasnya.


Berdasarkan informasi yang dihimpun, MKYT (13) alias Bunga merupakan siswi kelas tujuh di salah satu SMPN di Pancurbatu. Ia ditemukan dalam kondisi terluka pada bagian leher saat meminta pertolongan kepada warga setempat, Selasa (31/7/2018) sekitar pukul 21.00 WIB.

Bunga ditemukan warga yang kebetulan melintas di area perkebunan sawit antara Desa Sukadame dengan Desa Namorindang dalam kondisi berlumuran darah. Luka gorok yang dialaminya cukup parah, sehingga harus dioperasi di RSUP H Adam Malik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas