Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Perempuan-perempuan Pemecah Batu di Semarang

Profesi sebagai pemecah batu memang lekat dilakukan oleh laki-laki. Sebab pekerjaan ini memang sangat berat dan pastinya melelahkan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Perempuan-perempuan Pemecah Batu di Semarang
TRIBUN JATENG/RESTU TRISNA
Alimah sedang memecah batu di pinggir Jalan Raya Meteseh, Tembalang, Semarang (3/8) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Profesi sebagai pemecah batu memang lekat dilakukan oleh laki-laki.

Sebab pekerjaan ini memang sangat berat dan pastinya melelahkan.

Bagaimana tidak, setiap hari harus mencari dan membawa batu dari sungai, kemudian dipecahkan satu-persatu.

Namun, berbeda dengan para pemecah batu di Jalan Raya Meteseh, Tembalang, Semarang.

Mereka mayoritas adalah perempuan dan rata-rata umur mereka lebih dari 50 tahun.

Seperti satu di antara mereka, yakni Alimah, perempuan yang telah berumur kurang lebih 52 tahun.

"Saya gak tau kalo ditanya umur. Seingat saya dulu lahir 1966. Hitung saja sendiri," ujarnya sambil tertawa.

Berita Rekomendasi

Perempuan asli Semarang ini mengaku telah mengawali profesi sebagai pemecah batu kurang lebih sudah 25 tahun silam.

"Aku juga lupa kapan pertama jadi tukang pecah batu. Dulunya cuma ikut orang tua dari sebelum menikah sampai telah berkeluarga. Ya ikut bantu-bantu orang tua seperti itu," tuturnya kepada Tribun Jateng.

Perempuan yang telah memiliki tiga orang anak tersebut masih setia menjalani profesinya menjadi pemecah batu sampai sekarang.

SELENGKAPNYA>>>>>>>

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas