Pria yang Lukai Polisi Ini Sering Bawa Parang dan Kejar Petani
Masintan mengaku putranya itu tidak tinggal bersama dirinya tapi memilih menyendiri di pondok yang letaknya di tengah persawahan mereka
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Jidinnoor, pelaku yang ngamuk hingga melukai satu warga dan satu anggota polisi masih terbaring di bangsal kamar 5 ruang Nilam di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari, Rabu (8/8/2018).
Ibu kandungnya, Masintan selalu menemani putranya sembari melayani para tetangga yang membesuk anaknya.
Noorjenah, sepupu Jidinnoor mengaku sekitar pukul 21.00 Wita, peluru tajam di kaki kanan Jidinnoor akan dikeluarkan tim bedah RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Ia mengaku resah karena biaya selama opname di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari, belum terpikirkan karena Masintan yang dipanggilnya gulu itu tergolong warga miskin.
"Gulu saya itu tergolong miskin. Rumahnya saja tahun ini masuk dalam program bedah rumah bersama rumah orangtua saya," katanya berbahasa banjar.
Masintan mengaku putranya itu tidak tinggal bersama dirinya tapi memilih menyendiri di pondok yang letaknya di tengah persawahan mereka.
Rumah yang dihuni Masintan saat ini merupakan rumah permukiman transmigrasi Sungairiam yang dibelinya dari pemilik asal saat suaminya belum sakit.
"Saya sudah sepuluh tahun tidak tinggal dengan suami karena suami saya sakit ingatannya. Suami saya tinggal dengan saudaranya di Sungairiam," katanya.
Masintan tak membantah kalau putranya itu selalu membawa senjata tajam jenis parang setiap keluar dari pondok mengunjungi rumahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.