Pengakuan TKI Dideportasi: Sejak Ditangkap dan Masuk Penjara, Semua Uang dan Barang Kami Diambil
TKI yang dideportasi dan tiba di Pelabuhan Lewoleba, Lembata, Minggu (12/8/2018) malam ternyata tidak membawa duit satu rupiah pun.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter Pos Kupang, Frans Krowin
TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA - TKI yang dideportasi dan tiba di Pelabuhan Lewoleba, Lembata, Minggu (12/8/2018) malam ternyata tidak membawa duit satu rupiah pun.
Mereka hanya diantar naik ke kapal lalu disuruh berlayar hingga tiba di tempat tujuan.
"Kami tidak punya uang sama sekali. Sejak ditangkap dan masuk penjara bulan April 2018, semua uang yang kami bawa diambil semuanya. Hp, jam tangan, perhiasan emas, jam tangan bahkan ikat pinggang, dirampas seluruhnya. Saat datang ini kami tidak punya apa-apa," kata Anselmus Werang, Ramdan Riti dan Dias Siki ketika ditemui Pos Kupang, Minggu (12/8/2018).
Mereka mengungkapkan itu saat telah turun dari KM Bukit Siguntang ke Pelabuhan Lewoleba.
Anselmus mengungkapkan, saat ditangkap, dirinya membawa uang di saku sebanyak Rp 500.000 dan dua unit handphone
Namun saat dijebloskan ke penjara, semua uang diambil paksa dan tidak dikembalikan lagi.
Tatkala ia meminta agar dikembalikan malah mendapat jawaban bahwa uang dan Hp sudah diambil oleh keluarga dan teman-teman.
Baca: Istri Wali Kota Samarinda Mengaku Belum Tahu Namanya Dicoret dari DCS Partai Demokrat.
"Kami tidak pernah dikunjungi lantas bagaimana uang dan Hp itu diambil oleh teman-teman dan keluarga? Sejak itu sampai sekarang, uang dan barang-barang itu tidak kami dapat lagi," ujar Anselmus.
Hal senada dikisahkan Dias Siki, pria asal Tagawiti, Kecamatan Ile Ape, yang selama ini pergi pulang Lewoleba-Malaysia.
Saat ditangkap pada April 2018, sampai saat ini dirinya tak tahu sama sekali ke mana barang-barang miliknya yang telah dihimpun selama ini.
"Saat ditangkap itu saya punya uang tapi sekarang saya tidak punya apa-apa lagi. Saya dan teman-teman hanya punya pakaian di badan saja. Semua barang sudah hilang entah ke mana. Hp diambil, uang dirampas, ikat pinggang juga diambil," ujar Dias Siki dengan suara sedih.
Selama perjalanan dengan KM Bukit Siguntang dan tiba di Lembata, ia tak mengenakan ikat pinggang. Agar celana tak melorot, Dias mengikatnya dengan benang putih.
Ingin membeli ikat pinggang tapi ia tak punya uang sama sekali.