Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ricuh Aliansi Mahasiswa Papua vs Ormas di Surabaya, Dipicu Tolak Bendera Merah Putih di Asrama

"Tapi mereka justru marah-marah dan menyebut di Agustus tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada pengibaran bendera,"

Editor: Aji Bramastra
zoom-in Ricuh Aliansi Mahasiswa Papua vs Ormas di Surabaya, Dipicu Tolak Bendera Merah Putih di Asrama
KOMPAS.com/Achmad Faizal
Halaman asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya porak poranda usai terjadi bentrokan 

TRIBUNNEWS.COM - Kericuhan melibatkan organisasi masyarakat (ormas) terjadi di Asrama Aliansi Mahasiswa Papua yang berada di Jalan Kalasan, Surabaya, Rabu (15/8/2018) siang.

Berdasarkan informasi yang diterima TribunJatim,com, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.

Sekretariat Bersama (Sekber) Benteng NKRI Surabaya, Susi Rohmadi mengatakan, kelompok ormas yang terlibat merupakan gabungan.

Kata Susi, kericuhan terjadi terjadi antara sejumlah mahasiswa dan orang-orang dari ormas gabungan Patriot Garuda, Benteng NKRI, sampai Pemuda Pancasila (PP).

Dikatakan Susi, kedatangan ormas ke sana adalah untuk menyosialisasikan pemasangan bendera Merah Putih menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Namun, dijelaskan Susi, pihak asrama ada yang tak berkenan.

Hal inilah yang menjadi pemicu kericuhan.

BERITA REKOMENDASI

"Padahal, sesuai dengan intruksi Wali Kota Surabaya, pemasangan bendera merah putih kan tanggal 14 sampai 18 Agustus 2018, sedangkan ini tidak," kata Susi.

Informasi yang didapat TribunJatim.com di lapangan menyebutkan, seseorang mengalami luka akibat kericuhan tersebut.

Selain adu mulut, ada pula pertikaian yang mengakibatkan seseorang mengalami luka bacok.

Dilansir Kompas.com, Camat Tambaksari, Ridwan Mubarun, alasan mahasiswa AMP menolak pengibaran karena tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada pemasangan bendera di halaman AMP.

"Tapi mereka justru marah-marah dan menyebut di Agustus tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada pengibaran bendera," kata Ridwan


Ridwan Mubarun mengatakan, sudah banyak keluhan warga sekitar atas aktivitas AMP. Warga sering terganggu dengan aktivitas mahasiswa yang menggelar acara secara terutup.

Bahkan, mereka pernah menolak operasi yustisi di asrama tersebut.

"Juli lalu, petugas gabungan sempat melakukan operasi yustisi di sana tapi ditolak oleh mahasiswa," kata Ridwan Rabu (15/8/2018).

Ridwan mengatakan, pihaknya sempat mengedarkan surat Wali Kota Surabaya yang meminta warganya untuk memasang bendera sejak 14-18 Agustus 2018, termasuk di asrama tersebut.

"Sampai kemarin kami lihat belum ada bendera yang dikibarkan, akhirnya kami datangi," katanya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas