Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Irfan Idris: Upacara HUT RI Oleh Mantan Napiter dan Keluarganya Meningkatkan Semangat Nasiolisme

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-73 diyakini sebagai sarana efektif untuk menguatkan nasionalisme

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Irfan Idris: Upacara HUT RI Oleh Mantan Napiter dan Keluarganya Meningkatkan Semangat Nasiolisme
ist
Peringatan HUT RI-73 dilakukan secara sederhana tapi penuh khidmat di Lamongan 

“Tidak ada istilah anak teroris, anak-anak kita yagn tampil tadi adalah harapan bangsa kita, jangan pernah ada stigma dari masyarakat, dampingi dan terima mereka,” ujar Irfan.

Karena itu, lanjut Irfan, BNPT telah menggandeng 36 lembaga dan kementerian untuk mengatasi masalah terorisme, termasuk para mantan napiter dan keluarganya. Intinya, BNPT berupaya agar para mantan napiter dan keluarganya bisa hidup layak agar jangan ada lagi jaringan yang mengajak mereka kembali menjadi pelaku terorisme dan terjebak oleh aturan hukum.

“UU Nomor 5 2018 sangat tegas mengedepankan upaya cegah, karena itu semua punya peran penting agar peran mereka bisa diterima di masyarakat,” tutur Irfan.

Di Lamongan, usai acara pokok, Ali Fauzi mewakili rekan-rekannya membacakan ikrar setia pada NKRI. Ikrar itu berbunyi  cinta dan setia kepada Tanah Air Republik Indonesia, siap menjadi duta perdamaian, dengan merajut ukhuwah, taat dan patuh kepada aturan kehidupan, berbangsa dan bernegara, membantu aparatur negara dalam penanganan radikalisme dan terorisme di Indonesia, serta bersama TNI-Polri menjaga perdamaian dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia  

Ditemui seusai upacara, Ali Fauzi mengatakan bahwa ini adalah untuk kali kedua para rekan-rekannya tersebut mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI. Tahun lalu peringatan HUT RI dilakukan Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kab. Lamongan yang tak lain adalah kampung halamannya yang mana pernah dipakai sebagai tempat untuk merakit 1,2 ton bom Bali 1.

“Ini menjadi tantangan bagi saya karena saya sering menerima pesan di sosial media yang mengatakan bahwa kita paling Lingkar Perdamaian ini hanya mau melakukan upacara di kandang sendiri (Tenggulun) saja, tidak mau diluar. Dan ini adalah bagian dari pembuktian bahwa dimana pun saja kita siap,” ujar Ali Fauzi.

Ali Fauzi yang juga pernah berguru di Filipiina ini mengatakan bahwa pentingnya momen upacara HUT Kemerdekaan RI ini adalah untuk melihat kebelakang apa yang pernah dilakukan dirinya bersama rekan-rekannya yang pernah anti-Pancasila, anti NKRI, dan anti bendera Merah Putih. Sekarang mereka membuktikan bahwa dirinya dan rekan-rekannya sudah sembuh untuk berkomitmen kembali dan mengakui NKRI ini.

BERITA TERKAIT

“Tentunya kami semua juga masih butuh sentuhan, bimbingan dari semua elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan juga para petinggi negara untuk memberikan bimbingan kepada kami semua agar tidak salah lagi. Saya pikir kalau kita bersama-sama mengupayakan pemberian bimbingan dengan sabar saya yakin kita semua bisa menjadi generasi yang tangguh dan cinta terhadap NKRI,” jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas