Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Nakhoda KM Jaya yang Hilang Kontak Bersama 9 Turis Australia di Perairan Pulau Sarangalu

Sepuluh penumpang dan tiga kru Kapal Motor (KM) Jaya, kapal yang sempat hilang kontak kemarin, telah dievakuasi dan dalam kondisi selamat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kesaksian Nakhoda KM Jaya yang Hilang Kontak Bersama 9 Turis Australia di Perairan Pulau Sarangalu
tribun medan/istimewa
Okta Derita menunjukkan kapal miliknya, KM Jaya, sesaat usai berhasil diboyong ke rumahnya, Kamis (23/8/2018) siang 

Kedatangan Okta Dérita Gea langsung disambut gembira oleh istri dan anak-anaknya begitu ia tiba di rumahnya di Pulau Ujungsialit, salah satu pulau kecil dari gugusan Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (23/8/2018).

Sebelumnya, sejak Selasa (21/8/2018) malam, ia beserta sembilan warga negara Australia dan para kru kapal yang lain dikira telah tewas tenggelam di perairan sekitar Pulau Sarangalu, Kepulauan Banyak.

Kapal yang ia nakhodai, yakni KM Jaya, dilaporkan hilang kontak pada Selasa (21/8/2018).

Komunikasi terakhir, yakni saat ia menyuruh istrinya untuk menghubungi pemilik resort di Pulau Ujunglolok, Kepulauan Banyak, bernama Friska Tambunan pada Selasa (21/8/2018) sekitar pukul 15.30 WIB.

Okta menyuruh istrinya untuk menginformasikan bahwasanya ia beserta sembilan warga negara Australia yang ia bawa akan bertolak dari Pulau Sarangbaung, Kabupaten Nias Utara, menuju Pulau Ujunglolok.

"Sekitar pukul 15.30 WIB, aku telpon istriku. Memberi kabar kalau kami sudah di Sarangbaung dan sebentar lagi akan berangkat menuju Ujunglolok," tutur Okta kepada Tribun Medan, Kamis (23/8/2018) petang.
Okta menuturkan, ia bertolak dari pelabuhan kecil di Desa Siöfabanua, Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara pada pukul 11.00 WIB.

Setiba di Pulau Sarangbaung, ia berhenti. Pulau Sarangbaung ini terletak di antara Pulau Nias dan Kepulauan Banyak.

Berita Rekomendasi

Ada sekitar 30 menit lamanya ia berhenti di Pulau Sarangbaung guna memberikan kesempatan bagi para turis asal Australia menikmati keindahan panorama eksotis Pulau Sarangbaung, Nias Utara.

Sementara para turis sedang asyik, di atas kapal Okta dihinggapi kecemasan. Ia memandang langit di atas perairan Kepulauan Banyak sedang mendung.

Dorongan dari salah satu anak buahnya lah yang memantapkan hatinya untuk meneruskan perjalanan menuju Pulau Ujunglolok.

"Sebenarnya, sebelum aku telepon istriku, sempat aku telepon ibu Friska. Mau minta masukan, bagaimana kalau kami kembali saja ke Pulau Nias. Hanya saat itu ibu Friska bilang, enggak usah. Terus, salah satu ABK bilang begini sama aku, 'Aeh, tola aefa ita ba da'a. Lö abölö-bölö si'ai mbadé sa'atö' (Ah, bisa kita lewati ini. Enggak kencang kali nya badainya)," ungkap Okta.

Okta pun akhirnya memutuskan meneruskan perjalanan. Sekitar pukul 15.30 WIB, sesaat usai menelepon istrinya, Okta bersama para anak buahnya dan turis asal Australia lanjut berlayar menuju Pulau Ujunglolok.

Di lokasi berjarak 15 menit Pulau Sarangalu, sekitar pukul 18.00 WIB, kapal yang dinakhodai Okta diterjang ombak.

Kuatnya ombak membuat air laut masuk ke dalam kapal dan membasahi seluruh benda di dalam ruang lambung kapal, termasuk mesin dan aki.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas