Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologis Suryana Kirim Pesan Ancaman Bom di RSI Sultan Agung Gara-gara Tak Segera Dilayani

Suryana mengaku, pesan ancaman bom yang dikirim lewat SMS hotline itu dilatarbelakangi rasa kesal pada layanan rumah sakit.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kronologis Suryana Kirim Pesan Ancaman Bom di RSI Sultan Agung Gara-gara Tak Segera Dilayani
Tribun Jateng/Rizal Almanaf
Suryana (32) diringkus Polrestabes Semarang setelah kirim SMS ancaman bom ke RSI Sultan Agung hingga meresahkan, Kamis (6/9/2018). TRIBUN JATENG/RIVAL ALMANAF 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Suryana (32) berjalan tegap meski kedua tangannya diborgol saat digelandang ke Polrestabes Semarang, Kamis (6/9/2018).

Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang mengirim ancaman bom ke Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Selasa (4/9/2018).

Di hadapan awak media, Suryana mengaku, pesan ancaman bom yang dikirim lewat SMS hotline itu dilatarbelakangi rasa kesal pada layanan rumah sakit.

Sebelumnya, pria asal Karawang, Jawa Barat itu tengah dalam perjalanan ke Klaten, ke rumah saudara.

Sesampai di Semarang, sekitar pukul 11.00 WIB, pria yang memiliki riwayat penyakit maag itu merasakan nyeri mencengkeram pada perut.

Lantaran berada dekat RSI Sultan Agung, dia bergegas ke rumah sakit tersebut untuk mendapat pengobatan.

Baca: Black Out Pertama Kali di Hokkaido Jepang, Kejahatan Muncul saat Listrik Padam

"Saya langsung ke IGD karena sudah tidak kuat, rasanya seperti mau mati. Namun petugas satpam minta saya ke bagian pendaftaran dulu kalau mau berobat," terangnya.

Berita Rekomendasi

Ia kemudian datang ke loket pendaftaran. Namun sesampai di sana, Suryana diminta menunggu karena sedang waktu istirahat.

"Saya menunggu sampai satu setengah jam. Saya sempat bilang ke satpam agar segera dilayani, saya bayar, ndak gratis, tolong cepat diberi obat karena sakit sekali. Namun tetap diminta menunggu," kata dia.

Di saat menunggu itu, ia kemudian melihat tulisan yang menampilkan nomor hotline rumah sakit.

Pria yang bekerja sebagai buruh itu kemudian mencatat lalu pergi meninggalkan rumah sakit dan mengendarai angkutan ke Klaten.

"Karena saya jengkel, saya iseng kirim SMS ancaman bom buat pelajaran mereka supaya nggak menyepelekan orang. Saya sudah tahu risikonya kalau ketangkap paling dipenjara," tandasnya.

Baca: Mengintip dan Rekam Tetangganya saat Mandi, Seorang Pemuda Terancam 5 Tahun Penjara

Selama perjalanan ke Klaten itulah ia kemudian mengirim beberapa pesan SMS ancaman bom ke rumah sakit.

Sesampai di Klaten, ia berobat ke puskesmas dan dilayani hingga akhirnya rasa sakitnya hilang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas