Dukung Komitmen Poliitik Jokowi-JK, Bekraf Indonesia Gelar Workshop di Sumedang
Workshop ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan dan wawasan bagi peserta yang terdiri dari para pengusaha makanan dan pengrajin suvenir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) memberi perhatian besar dan serius terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dengan didirikannya Lembaga Non Kementerian yang baru yaitu Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Dalam sambutannya saat acara Temu Kreatif Nasional 4 Agustus 2015 lalu, Jokowi menyatakan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di masa yang akan datang.
Sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen politik Pemerintahan Jokowi-JK tersebut, Direktorat Edukasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia menyelenggarakan kegiatan workshop sehari di Kota Sumedang, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (17/9/2018).
Workshop yang mengusung tema “Pendataan dan Pengembangan Desain Kemasan di Sumedang” ini menghadirkan sejumlah narasumber yakni, Endang Warsiki (Ahli Kemasan IPB), Sugeng Untung (Desainer Produk), Ratieh Sanggarwaty (Anggota Komisi X DPR RI) dan Mohammad Amin (Kepala Sub Direktorat Edukasi Ekonomi Kreatif Publik).
Ratieh Sanggarwaty dalam materinya menjelaskan, sudah saatnya kaum perempuan diikutsertakan dan berperan untuk mewujudkan terselenggaranya ekonomi kreatif di Indonesia.
Perempuan mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Bagi pengusaha wanita pemula tentunya tidak pernah ada waktu untuk berleha-leha, bahkan semakin bisnis terus berkembang, harus lebih giat lagi agar bisnis bisa langgeng dan lebih besar dari sebelumnya,” papar Ratieh.
Lebih lanjut ia menjelaskan, daerah Sumedang memiliki beragam aneka makanan khas bahkan sudah dikenal hingga manca negara. Selain kuliner, di Sumedang juga memiliki potensi Agrobisnis dan Peternakan.
Sementara pakar Kemasan IPB Endang Warsiki dalam materinya mengatakan, penjaminan kualitas produk dalam kemasan selama ini yang hanya didasarkan pada label kedaluarsa.
Label ini bersifat pasif, karena hanya benar jika produk diperlakukan sesuai dengan kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan.
Label kedaluarsa ini kata Endang, tidak dapat menginformasikan bagaimana kualitas riil produk jika terjadi kesalahan penanganan produk selama penyimpanan.
“Sebuah inovasi dikembangkan dengan memberikan label indikator warna yang diletakan baik di dalam maupun di luar kemasan. Label ini sensitif terhadap perubahan lingkungan penyimpanan dan akan berubah warna jika lingkungan kemasan tidak memenuhi kebutuhan yang dipersyaratkan dan sekaligus sebagai indikasi telah terjadi perubahan kualitas produk yang dikemas,” kata Endang.
Sedangkan Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif, Bekraf Poppy Savitri dalam rilis yang diterima media menjelaskan, Era baru perekonomian Indonesia, yang semula era industri, beralih ke era ekonomi kreatif.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.