Mengintip Perang Tarif Program Bayi Tabung di Bali, Paling Murah Rp 37 Juta, Termahal Rp 70 Juta
Bayi tabung atau bahasa ilmiahnya In Fitro Vertilization (IVF) ternyata semakin diminati oleh pasangan yang tidak bisa memiliki keturunan secara alami
Editor: Dewi Agustina
Di seluruh dunia, rata-rata keberhasilan program bayi tabung sebesar 35 sampai 40 persen.
Baca: Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Pulau Panjang NTB, Getarannya Terasa di Wilayah Sumbawa
Itulah sebabnya, mereka yang mau mengikuti program ini biasanya diberikan penjelasan dan hitam di atas putih terlebih dahulu dengan pihak klinik.
Dari empat rumah sakit di Bali yang menyediakan layanan bayi tabung, hanya RS Prima Medika yang mau secara gamblang membeberkan data keberhasilan program bayi tabung mereka.
Dari data yang diberikan, terlihat peminat program bayi tabung dari tahun ke tahun terus meningkat di RS tersebut.
Tahun 2012, peminat program bayi tabung di Prima Medika sebanyak 53 pasangan, dan berhasil cuma 25 persen atau 11 pasangan.
Sisanya, 9 pasangan yang membatalkan, dan sisanya gagal.
Tahun 2013, Prima Medika menerima 61 pasien, yang membatalkan 7 pasangan, yang berhasil 12 pasangan, dan sisanya gagal.
Sedangkan tahun 2014, Prima Medika menerima 91 pasangan, yang membatalkan 17 pasangan, berhasil 20 pasangan, dan sisanya gagal.
Tahun 2015, Prima Medika menerima 138 pasien. Dari jumlah tersebut, 15 pasangan membatalkan, 42 pasangan berhasil, dan sisanya gagal.
Sedangkan tahun 2016, Prima Medika menerima 166 pasien, 12 membatalkan, 61 berhasil, dan sisanya gagal.
Data terakhir tahun 2017, Prima Medika menerima 175 pasien, 15 yang membatalkan, 67 berhasil, dan sisanya gagal.
Pendiri klinik bayi tabung di RS Prima Medika, Ilyas Angsar menjelaskan, tugas klinik bayi tabung hanya sampai pada menyatukan sperma dan sel telur menjadi embrio atau bibit janin. Setelah dimasukkan ke rahim, hal itu sudah kuasa Tuhan.
"Makanya menurut saya program ini juga erat kaitannya dengan niskala. Harus banyak-banyak berdoa juga. Karena kalau sudah kita nempel di rahim, itu kekuasaan penuh dari Tuhan, makanya tidak semua berhasil," kata Ilyas saat ditemui Sabtu pekan lalu.
Sedangkan di Bros, Anom Suardika belum mau menyebutkan berapa data keberhasilan program bayi tabung di RS tersebut.
Namun secara umum, ia mengatakan untuk satu siklus saja, peminat bayi tabung di RS tersebut di atas 200 pasangan.
Uniknya, pasien bayi tabung di RS Bros lebih beragam, yakni bukan saja dari masyarakat Bali, melainkan luar Bali, bahkan dari luar negeri.
"Animo masyarakat di Bali cukup banyak. Kalau kami di Bros, pasien kebanyakan dari Bali, dan luar negeri. Kalau luar negerinya dari China dan Rusia," kata Anom Suardika.
Dikatakan, banyak pasien dari luar negeri menjalani program bayi tabung di Bros karena mereka bisa sambil berwisata di Pulau Dewata.
Sementara itu, di RS Sanglah, nasibnya kini miris. Hasil penelusuran informasi selama sepekan ini, para dokter-dokter yang dulunya intens menangani pasien bayi tabung di RS Sanglah, kini sudah membuka klinik di RS swasta.
RS Sanglah terkesan dianaktirikan, apalagi peminat bayi tabung di RS pemerintah cenderung minim. Peminat bayi tabung di RS Sanglah sekarang benar-benar anjlok.
"Malu kita sampaikan datanya," ujar sumber Tribun Bali di RS Sanglah yang meminta identitasnya tidak disebutkan.
Adapun RS Puri Bunda yang baru mendirikan klinik bayi tabung sejak Februari 2017 diketahui rata-rata memiliki pasien bayi tabung sebanyak 5 pasangan per bulan.
Namun, sebetulnya klinik yang diketuai oleh dr AAN Anantasika SpOG ini menargetkan bisa menangani pasien bayi tabung 10 pasangan per bulan.
"Sebenarnya 10 saja kita dapat sudah bagus per bulan. Kalau sekarang ya rata-rata 5 pasien kita tangani di Puri Bunda," ungkap dr Anantasika Kamis pekan lalu di ruang kerjanya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Perang Tarif Bayi Tabung di Rumah Sakit Bali, dari yang Paling Mahal Hingga Beri Harga Promo