Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gadis SMA di Donggala Bertahan Hidup Dua Hari Tertimbun Reruntuhan Bersama Jenazah Ibunya

Seorang gadis SMA ditemukan masih hidup setelah tertimpa reruntuhan rumah selama dua hari, pasca gempa bumi dan tsunami di Donggala, Sulawesi tengah,

Editor: Sugiyarto
zoom-in Gadis SMA di Donggala Bertahan Hidup Dua Hari Tertimbun Reruntuhan Bersama Jenazah Ibunya
Facebook Anni Chaca
Gempa Bumi mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Menurut unggahan akun Anni Chaca di Facebook, gempa terasa sampai Samarinda. 

TRIBUNNEWS.COM, DONGGALA - Seorang gadis SMA ditemukan masih hidup setelah tertimpa reruntuhan rumah selama dua hari, pasca gempa bumi dan tsunami di Donggala, Sulawesi tengah, Jumat (28/9/2018).

Gempa berkekuatan 7.7 SR melanda beberapa kota di Sulawesi Tengah.

Akibatnya, rumah dan bangunan banyak yang hancur.

Selain itu, peristiwa ini juga banyak memakan korban sebanyak 400 orang lebih.

Namun, dari sekian banyak korban, ada salah satu gadis yang berhasil selamat dari bencana tersebut.

Gadis itu diketahui bernama Nurul yang merupakan siswa SMA.

Nurul ditemukan masih hidup saat terjebak di dalam kubangan air di Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Berita Rekomendasi

Tim Basarnas akhirnya berhasil menyelamatkan Nurul pada Minggu (30/9/2018).

Selama dua hari terjebak di dalam kubangan air itu, Nurul berdampingan dengan jenazah ibunya, Risni, yang lebih awal meninggal dunia.

Kubangan air tersebut berasal dari PDAM yang bocor sehingga menutupi setengah badannya.

Sang ayah yang selamat berusaha untuk membantu putri dan istrinya yang terjebak, namun kondisi tak memungkinkan.

"Anakku sempat minta tolong."

"Waktu kejadian saya di samping rumah."

"Saat gempa saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," tutur Yusuf, ayah Nurul dikutip dari Grid.ID dalam artikel 'Update Gempa Donggala: Kisah Gadis SMA yang Bertahan Hidup 2 Hari dalam Kubangan Air Bersama Jenazah Ibunya'.

Nurul bisa bertahan selama dua hari karena keluarganya yang selamat terus memberikan makanan dan air minum untuknya.

Meski ia bisa bertahan selama 2 hari, saat ditemukan oleh tim Basarnas Nurul tampak lemah dan letih.

Lokasi tempat Nurul terjebak merupakan satu kelurahan dengan ratusan rumah yang rata dengan tanah.

Bau bangkai juga mulai menyengat di lokasi tersebut.

Bahkan, menurut warga, masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah dan belum dievakuasi.

Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, menjelaskan, gempa ini meluluhlantahkan satu kelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor.

Tim Basarnas pagi ini melakukan upaya evakuasi yang berada dalam tiga titik, yakni Perumnas Bala Roa, Hotel Roa-roa, dan Mall Ramayana.

Hingga pagi tadi, Minggu (30/9/2018), korban gempa Palu sudah mencapai lebih dari 400 orang.

Kabar terakhir menyebutkan jumlah korban telah mencapai 420 orang dan ini masih bisa terus bertambah.

Sebelumnya telah dikabarkan bahwa gempa terjadi lebih dari lima kali dengan magnitudo antara 5-7,4.

Gelombang tsunami kemudian menerjang Pantai Talise, Palu.

Dilansir dari BMKG, tinggi gelombang diperkirakan antara 0,5-2,0 meter.

Akibat kejadian ini banyak bangunan yang roboh.

Salah satu saksi mata yaitu Nining sempat melihat kondisi pasca gempa dan tsunami.

"Banyak mayat berserakan di pantai dan mengambang di permukaan laut," kata Nining.

Nining menambahkan bahwa kondisi korban dunia sangat memprihatinkan.

Jenazah bercampur dengan puing-puing material yang berserakan.

Sebagian jalan raya pun hancur akibat terjangan gelombang tsunami.

Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas