Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Gempa di Kota Palu Banyak yang Tidur di Jalanan

Ribuan warga yang berada di Kota Palu, Sulawesi Tengah dan daerah terdampak dari gempa bumi dan tsunami, diminta untuk tidak masuk dalam bangunan.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Korban Gempa di Kota Palu Banyak yang Tidur di Jalanan
TRIBUN/IRWAN RISMAWAN
Suasana di kawasan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, setelah terjangan gempa dan tsunami, Sabtu (29/9/2018). Gempa bumi 7.7 SR yang disertai gelombang tsunami meluluh lantakan pesisir pantai di Palu dan info sementara korban jiwa mencapai kurabg kebih 400. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan warga yang berada di Kota Palu, Sulawesi Tengah dan daerah terdampak dari gempa bumi dan tsunami, masih diminta untuk tidak masuk ke dalam bangunan maupun rumah.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Menurut informasi yang diterimanya kemarin, masih banyak warga yang tidur di jalanan sejak tadi malam. Pasalnya, tidak memungkinkan bagi mereka untuk tetap berada di dalam rumah.

Ditambah, masih ada kemungkinan gempa susulan yang akan terjadi dalam waktu-waktu belakangan ini.

"Iya, masih ada yang tidur di jalanan. Saya juga mengimbau untuk tidak dulu masuk ke dalam bangunan karena masih ada kemungkinan gempa susulan," jelasnya.

Sampai pada pukul 16.00 WIB, setidaknya baru 24 titik pusat pengungsian yang bisa diakses oleh warga di Kota Palu dari total pengungsi yang mencapai 16.732 orang.

Baca: Satu Keluarga di Palu Dilaporkan Masih Hilang, Jumlah Korban Tewas Mencapai 420 Orang

Kebutuhan tenda, terpal, selimut, makanan siap saji, air bersih, tenaga medis dan obat-obatan, sangat mendesak bagi para warga.

Berita Rekomendasi

Sutopo mengungkapkan setidaknya sudah dua gardu listrik yang sudah menyala dari total tujuh gardu yang sebelumnya mati.

Pihaknya bersama dengan pemangku kepentingan akan terus berupaya untuk menghidupkan gardu-gardu tersebut sehingga, dapat menghidupkan komunikasi yang sempat terputus.

"Terutama di Kabupaten Donggala. Kami, masih belum bisa akses ke sana. Kemungkinan besar, di sana paling buruk dampaknya," jelas dia.

Korban jiwa meninggal yang semula diumumkan berjumlah 48 orang, seketika meningkat hingga 384 orang yang semuanya teridentifikasi berada di enam rumah sakit.

Sementara korban jumlah luka berat mencapai 540 orang.

Menurutnya, jumlah tersebut akan terus bertambah, mengingat masih banyak korban yang tertimpa reruntuhan bangunan atau terseret arus laut.

Baca: Perampok Tauke Padi Diringkus Warga dan Polisi Setelah Kelelahan Berenang di Danau Toba

"Masih kemungkinan terus bertambah. Karena yang belum teridentifikasi masih banyak," lanjut Sutopo.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas