Federasi Penerbangan Internasional Ucapkan Dukacita atas Tewasnya Atlet Paralayang Indonesia
rits mengekspresikan simpatinya atas nama federasi, mengacu pada tewasnya Ardi yang tertimpa reruntuhan bangunan Hotel Roa-roa
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews,com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Federasi Penerbangan Internasional Frits Bank telah menuliskan surat kepada Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Federasi Olahraga Udara (Aero Sport) Indonesia, Chepy Nasution terkait ungkapan dukacita mendalamnya atas gempa dan tsunami yang menerjang Sulawesi Selatan.
Ia menyampaikan kesedihannya terkait tewasnya atlet paralayang Indonesia, Ardi Kurniawan.
Baca: BNPB Sebut 61.867 Orang Mengungsi Di 109 Titik di Sulteng
Dikutip dari laman FAI, Selasa (2/10/2018), Frits mengekspresikan simpatinya atas nama federasi, mengacu pada tewasnya Ardi yang tertimpa reruntuhan bangunan Hotel Roa-roa.
Dalam surat tersebut, ia mengucapkan rasa belasungkawanya.
"Atas nama organisasi kami, saya ingin menyampaikan rasa kasih yang tulus kepada keluarga dan teman-teman, terutama untuk teman-teman paraglider yang tewas akibat gempa dan tsunami," kata Frits dalam surat tersebut.
"Simpati terdalam kami selalu bersama para atlet paralayang yang turut ambil bagian dalam kompetisi lintas negara itu, terutama bagi mereka yang kehilangan nyawa."
"Saya yakin, rekan-rekan yang masih amatir maupun yang sudah profesional, akan bergabung dengan saya untuk mengekspresikan solidaritas bagi para atlet yang tewas dan hilang dalam musibah itu," jelas Frits.
"Kami juga mengucapkan belasungkawa yang tulus kepada mereka yang harus kehilangan ayah, ibu, maupun kerabat dekatnya pada momen yang sangat sulit ini,".
Meskipun tidak terlibat dalam penyelenggaraan Asian Paragames 2018, FAI ingin menyampaikan dukungan kepada komunitas paralayang global dan aero sport atas rasa kehilangan tersebut.
"Dan kami berharap mereka yang masih hilang, nantinya ditemukan selamat," kata Fritz.
Dari informasi yang diperoleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di lapangan pada 2 Oktober 2018, sudah ada 1234 korban ditemukan meninggal dunia, kemudian 799 orang mengalami luka berat, serta 99 orang dinyatakan hilang.
Kemudian sebanyak 61.867 orang pun kini masih mengungsi di 109 titik pengungsian di provinsi itu.
Sebelumnya, gempa bumi bermagnitudo 7,4 skala richter mengguncang wilayah provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat sore, 28 September lalu.
Gempa tersebut kemudian mengakibatkan tsunami setinggi hingga 2 meter yang menyebabkan korban tewas semakin banyak karena mereka tidak hanya tertimpa reruntuhan bangunan, namun juga tersapu derasnya air laut.
Baca: Peneliti Ekspedisi Palu Koro: Gempa Bumi Punya Momentum “Ulang Tahun”
Hingga kini proses evakuasi, pengiriman bantuan logistik dan tim relawan juga masih dilakukan untuk memasuki lokasi yang masih terisolir.
Diketahui saat ini sudah ada 26 negara yang menawarkan bantuan untuk penanganan korban gempa di provinsi itu dan tawaran itu pun disambut baik oleh pemerintah Indonesia.