Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belum Tersentuh Bantuan, 13 Keluarga di Petobo Sigi Dikabarkan Kritis

Masih warga ada yang belum tersentuh petugas, bahkan mereka kritis karena tidak mendapatkan bantuan makanan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Belum Tersentuh Bantuan, 13 Keluarga di Petobo Sigi Dikabarkan Kritis
Tribun Timur/Sanovra
Perumahan Petobo Kota Palu, Sulteng, porak-poranda setelah diguncang gempa 7,7 SR 

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Masih ada beberapa wilayah lokasi yang belum mendapat penanganan pascagempa bumi dan tsunami yang menguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Di antaranya adalah di wilayah Griya Petobo Permai, Kabupaten Sigi.

Di lokasi ini disebut, masih warga ada yang belum tersentuh petugas, bahkan mereka kritis karena tidak mendapatkan bantuan makanan.

Hal itu disampaikan salah satu keluarga korban gempa dan tsunami Palu, Amir kepada wartawan saat menggelar jumpa Warkop Tribun Timur, Jl Cenderawasih 430 Makassar, Rabu (03/10/2018) siang tadi.

Amir menceritakan jika adiknya saat ini Fadh Amin Waliade, bersama istrinya (Novi), dan anaknya (Tenri, usia 4,5 tahun) sedang dalam keadaan kritis di wilayah Petobo, tepatnya di Griya Petobo Permai, Palu.

Pasalnya sudah empat hari mereka terjebak di daerah itu dan belum mendapatkan pertolongan ataupun bantuan dari Tim Basarnas.

Berita Rekomendasi

"Adik saya baru ketahuan nasibnya setelah tiga hari pasca gempam mereka menelpon dan menceritakan kondisinya yang terjadi," sebutnya.

Keluarga Amir tidak sendiri. Mereka bersama dengan 12 kepala keluarga masih terjebak di wilayah yang terkepung lumpur.

Amir mengaku sampai saat ini belum ada tim penyelamat yang menemui mereka. Mereka pun belum makan pasca gempa dan tsunami terjadi.

"Dia makan tapi sedikit itupun nasi basi yang dimasak sejak beberapa hari lalu sebelum gempa," sebutnya.

Kondisi makin kritis karena mereka sulit keluar dan daerah yang mereka tempati makin sempit karena lumpur semakin luas tanah .

"Bila sampai satu-dua hari ke depan tidak tertolong maka jiwa mereka tidak terselamatkan," tuturnya.

Amir mengaku sudah menyampaikan informasi ini petugas Basarnas untuk memberikan pertolongan kepada 13 kk yang terjebak di lumpur itu.

"Kita berharap pemerintah bisa membatu keluarga saya yang sementara terjebak ini," paparnya.

Korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Mautong Sulawesi Tengah, terus bertambah.

Berdasarkan data rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat, korban meninggal yang ditemukan hinggal Rabu (03/10/2018) hari ini sudah mencapai 1.407 orang.

"519 jenazah korban gempa dan tsunami telah dimakamkan," kata

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (03/10) dalam rilisnya.

Korban meninggal dunia disebabkan oleh tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa dan akibat tsunami.
Selain korban meninggal terdapat Korban luka berat sebanyak 2.549 orang dirawat di rumah sakit, dan korban hilang 113 orang.

Korban hilang ini berasal dari Pantoloan Induk 29 orang, Donggala 31, Palu 4, Ps Wani 7, Jl Kijang 11, Jl Roja Moici 4, Jl Muh Hatta 25, Patung Kuda 1, Kp Nelayan 1.

Adapun korban tertimbun 152 orang, pngungsi 70.821 jiwa yang tersebar di 141 titik, rumah rusak 65.733 unit (belum di klasifikasikan RB/RS/RR).

Untuk jumlah korban yang tertimbun di Petobo (Kab Sigi) dan Balaroa (Kota Palu) belum dapat diperkirakan jumlahnya. (San)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul 13 Kepala Keluarga Terendam Lumpur di Petobo Palu Belum Tertolong,

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas