Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Maraknya OTT Kepala Daerah di Jatim Dipicu Rendahnya Integritas

Penegak hukum selayaknya tak hanya menjalankan pola penindakan, juga mengedepankan sikap antisipatif dalam mendidik para eksekutif menjauhi korupsi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Maraknya OTT Kepala Daerah di Jatim Dipicu Rendahnya Integritas
youtube
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Bobby Constantine Koloway


TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo menyatakan, para penegak hukum selayaknya tak hanya menjalankan pola penindakan namun juga mengedepankan sikap antisipatif dalam mendidik para eksekutif menjauhi korupsi.

Pakde Karwo mengatakan maraknya kasus korupsi yang ada di provinsinya merupakan akibat rendahnya integritas sang eksekutif.

"Hal ini sulit diantisipasi melalui perbaikan atau pengetatan sistem," kata Soekarwo saat dimintai tanggapan terkait penangkapan Wali Kota Pasuruan Setiyono.

Yang tidak kalah penting harus ada peningkatan integritas di dalam penyelenggaraan negara. Kalau pungli bisa diantisipasi melalui perbaikan sistem atau IT.

"Namun kalau kelakuan kan tidak bisa dikontrol," kata Pakde Karwo, ketika ditemui usai sidang paripurna di DPRD Jatim, Kamis (4/10/2018).

Perbaikan untuk perbaikan integritas dapat diawali dengan pola perekrutan calon pemimpin ataupun calon legislatif yang baik. Hal ini menjadi tanggungjawab partai politik.

Berita Rekomendasi

"Antisipasinya, harus melalui proses rekrutmen yang bagus. Di antaranya, partai dan pemerintah harus memperketat proses pengawasan perekrutan," kata Pakde Karwo yang juga Ketua DPD Demokrat Jatim ini.

Ia mencontohkan pola kaderisasi yang ada di Amerika.

Baca: Layanan Gas Terintegrasi PGN Tingkatkan Perekonomian Jawa Timur

Menurutnya, pola kaderisasi tak hanya mempelajari visi misi semata namun juga track record hingga gaya hidup si calon pemimpin.

"Di barat, keluarga hingga gaya hidupnya pun juga dicek. Misalnya, terkait dengan gaya hedonisme sang pelaku," kata Pakde Karwo.

"Penduduk Amerika serba boleh namun untuk bisa menjadi seorang calon presiden, itu banyak sekali larangannya dan syaratnya. Sehingga, tidak semua orang dapat menjadi calon pemimpin hal ini akan terbentur track record si calon tersebut," katanya.

Selain proses kaderisasi di partai dan pemerintahan, antisipasi juga seharusnya menjadi tanggung jawab dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK selaiknya ikut meneliti sumber kekayaan dan memberikan peringatan kepada yang bersangkutan.

"Laporan harta kekayaan yang dilaporkan ke KPK harus ditindaklanjuti. Dipelajari, dari mana sumbernya," kata Pakde Karwo.

Pihaknya menyebut bahwa pihaknya telah berulang kali untuk mengingatkan para kepala daerah agar konsisten menjaga integritas dalam pemerintahan.

"Saya tidak pernah bosan untuk mengingatkan namun untuk merubah sikap integritas itu tak mudah. Saya mengibaratkan seperti menghancurkan plak di dalam pembuluh darah. Kalau tidak dihancurkan, bisa berakibat stroke," katanya.

Untuk diketahui, Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di wilayah Pasuruan, penyidik mengamankan 6 orang, Kamis (4/10/2018). Salah satunya ada kepala daerah.

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Febri Diansyah membenarkan KPK menggelar operasi tangkap tangan ( OTT) di wilayah Pasuruan, Jawa Timur. Menurut Febri, KPK mengamankan 6 orang dalam kegiatan OTT kali ini. (Bobby Koloway)

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas