Korban Gempa dan Tsunami di Sulteng Dipungut Biaya oleh Rumah Sakit, Begini Kisahnya
Korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu serta Sigi mengaku dipungut biaya oleh pihak rumah sakit.
Editor: widi henaldi
TRIBUNNEWS.COM -- Korban Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga saat ini sebagian masih ada yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Korban yang dilarikan ke rumah sakit lantaran saat insiden bencana Gempa itu terjadi di Sulteng, banyak warga yang menderita luka-luka.
Mereka langsung dilarikan kerumah sakit setempat untuk mendaptkan pertolongan dari tim medis.
Namun, nasib malang dialami korban gempa dan Tsunami di Sulteng lantaran harus membayar tagihan biaya rumah sakit.
Hingga hari ini Senin (8/9/2018) jumlah korban tewas nyari menyentuh 2 ribu jiwa.
Tribunnews.com dikutip dari Kompas.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga pukul 13.00 WIB, meningkat menjadi 1.948 korban.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.539 korban dari Palu, 171 korban dari Donggala, 15 dari Parigi Moutong, dan 1 korban dari Pasangkayu, Sulawesi Barat.
BNPB dari total jumlah korban, sebagian korban dimakamkan secara massal.
Sementara sebagian yang lain dibawa oleh keluarga untuk dimakamkan secara pribadi.
"Dimakamkan di TPU Paboya 810 korban, TPU Pantoloan 35, oleh keluarga 1.059, di Donggala 35, Biromaru Kabupaten Sigi 8, dan Pasangkayu 1 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (8/10/2018).