Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rawan Bencana Geologis, BIG Ungkap Kajian Kota Palu Tidak Aman untuk Dihuni

"Kota Palu tida layak jadi kota, karena sudah ada kajian dari badan geologi bahwa (wilayah) itu rawan dari bencana geologis," ujar Ferrari

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Rawan Bencana Geologis, BIG Ungkap Kajian Kota Palu Tidak Aman untuk Dihuni
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Badan Informasi Geospasial (BIG) saat melakukan diskusi bertajuk 'Pemanfaatan Informasi Geospasial dalam Mitigasi Bencana' yang digelar di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2018) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Letak geografis kota Palu yang berada di wilayah rawan bencana memang diakui oleh para pengamat dan peneliti.

Menurut Kepala bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG) Ferrari Pinem, Palu bahkan tidak layak dijadikan sebagai suatu kota.

Baca: Beredar Pesan Gempa Susulan 7,5 SR Pukul 22.30 Seusai Gempa Situbondo, BMKG: Sudah Jelas Itu Hoax

Dalam diskusi bertajuk 'Pemanfaatan Informasi Geospasial dalam Mitigasi Bencana', ia menyatakan selama ini sudah ada hasil kajian dari lembaganya yang menyatakan kota tersebut tidak aman untuk dihuni.

"Kota Palu tida layak jadi kota, karena sudah ada kajian dari badan geologi bahwa (wilayah) itu rawan dari bencana geologis," ujar Ferrari, di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2018).

Ferrari menambahkan, Palu sudah masuk dalam kawasan rawan bencana yang dipetakan oleh BIG, sebagai lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan hal itu.

"Itu sudah dipetakan bahwa memang (letak geografisnya) rawan bencana," kata Ferrari.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, kota Palu memiliki sesar paling aktif di Indonesia, yakni Palu-Koro.

Sesar tersebut memiliki kekuatan dahsyat jika dibandingkan dengan sesar lainnya.

Kekuatan sesar Palu-Koro bisa mencapai tiga kali lipat.

Kendati Palu termasuk dalam wilayah rawan bencana, namun kota itu diketahui tidak memiliki gunung berapi yang aktif.

Baca: Tatapan Kosong Niswati di Depan Rumahnya yang Tertelan Bumi Pascabencana Likuefaksi di Palu

Sehingga dinyatakan aman dari vulkanologi, namun rawan terhadap bencana gempa, tsunami dan likuefaksi.

Dalam diskusi itu, hadir pula Deputi Bidang Informasi Geospasial dari Badan Informasi Geospasial (BIG) Arief Syafi'i, dan Peneliti Badan Geospasial Yosef Wihanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas