Infrastruktur Jalan Rusak Saat Pembangunan Tol, Ini Permintaan Pemkab Kendal
Saat ini ruas jalan yang digunakan proses pembangunan tol Semarang Batang masih dalam kondisi yang rusak seperti di ruas jalan desa Rejosari Ngampel
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Pemkab Kendal berharap infrastruktur milik Pemkab Kendal yang mengalami kerusakan karena proses pembangunan jalan tol Semarang-Batang ikut diperbaiki.
Pasalnya banyak infrastruktur milik Pemkab Kendal rusak seiring pembangunan tol.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sugiono berharap sebelum tol tersebut diresmikan dan digunakan, maka infrastruktur yang mengalami kerusakan karena proses pembangunan tersebut sudah diperbaiki.
Baca: Sang Putri Beberkan Kebiasaan Indro Warkop yang Berubah Usai Ditinggal Nita Octobijanthy
Sugiyono mengatakan sepanjang batas barat hingga batas timur kabupaten Kendal ada sebanyak 25 ruas jalan yang digunakan untuk pembangunan tol Semarang Batang itu.
Jalan tersebut sering dilalui oleh truk yang membawa material pembangunan tol tersebut.
"Kami sendiri telah mengadakan MoU dengan pihak kontraktor bahwa jalan dan infrastruktur yang digunakan untuk proses pembangunan, wajib dirawat selama proses pembangunan," ujarnya, Jum'at (12/10).
Baca: BMW Ambil Alih Kendali Perusahaan Patungan di Cina
Ia mengatakan namun saat ini ruas jalan yang digunakan proses pembangunan tol Semarang Batang masih dalam kondisi yang rusak seperti di ruas jalan desa Rejosari Ngampel.
"Dalam perjanjian itu juga kontraktor juga wajib mengembalikan kondisi jalan minimal seperti semula. Tapi harapannya bisa lebih," ujarnya
Hal senada juga disampaikan oleh Anggota komisi D DPRD Kendal, Sulistyo Ari Wibowo. Ia mengatakan ada tiga bangunan sekolah dasar dan Sebagian bangunan dari satu sekolah menengah pertama di kabupaten kendal yang terdampak tol Semarang Batang.
Meski proges pembangunan bangunan sekolah sedang berlangsung namun ia berharap pembangunan tersebut tidak mengalami kendala.
"Kasihan para siswa SD terutama SDN 2 Protomulyo, mereka belajar beralaskan tikar dan meja selama setahun. Yang membuat lama yaitu karena kendala proses pengalihan aset tanah dari desa ke Pemkab,Karena penggantinya tanah itu masih menggunakan tanah desa," terangnya.
Ari menambahkan bahwa saat ini proses pengalihan ini sudah mendapatkan titik temu. Pasalnya sudah dilakukan mediasi antara pihak desa, pemkab dan kontraktor untuk proses pembangunan sekolah itu.
"Sudah menemukan titik temu. Makanya sudah mulai dibangun," pungkasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.