Seminggu Hilang, Sopir Travel di Jambi Ditemukan Tewas Terjerat di Sumsel
Ditemukan oleh warga sekitar dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Lilin.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunjambi.com Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Bibit, 32 tahun, warga Jalan Lintas Barat, Lorong Komandi, RT 28, Kecamatan Alam Barajo tak kuasa menahan air mata melihat jenazah ayah tercintanya, Bariman (50) tiba di rumah duka, Selasa (16/10) dini hari.
Bariman, merupakan sopir travel yang menjadi korban diduga perampokan di Kabupaten Muba, Provinsi Sumatera Selatan, belum lama ini.
Korban ditemukan tewas di sebuah sungai di kawasan Desa Seratus Lapan, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Muba, Provinsi Sumatera Selatan, Senin (15/10), sekira pukul 16.00.
Saat ditemukan, kondisi jasad korban dengan leher yang terjerat tali tambang dan wajah yang lebam. Ditemukan oleh warga sekitar dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Lilin.
Jenazah Bariman, sampai di rumah duka sekitar pukul 01.00 dan langsung dimandikan serta disalatkan untuk segera dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di kawasan Kecamatan Alam Barajo. Pemakaman selesai sekitar pukul 04.00.
Sekitar pukul 10.00, suasana rumah duka masih diselimuti isak tangis keluarga almarhum. Satu per satu, rekan dan kerabat Bariman masih berdatangan untuk berbelasungkawa.
Kepada Tribunjambi.com anak korban, Bibit, mengatakan, tak menyangka bahwa ayahnya sudah tiada. "Tak menyangka kalau bapak tewas dibunuh," ujar anak pertama dari dua bersaudara itu.
Ia mengatakan, ayahnya belum lama ini menjadi sopir travel dengan mobil Daihatsu Sigra tersebut. Sebelum peristiwa tewasnya korban, Bibit bilang, memang tak sempat bertemu ayahnya.
Lantaran bekerja di luar kota. Hingga Sabtu (13/10) sore, dirinya mendapat kabar bahwa handphone ayahnya tak bisa dihubungi.
"Hari Sabtu itu sekitar jam 4 sore, bapak ditelepon penumpang bahwa mobilnya akan dicarter orang dari Pasar Angso Duo menuju ke Bayung Lencir. Bapak pergilah," cerita Bibit.
Setelah korban pergi, sekira pukul 19.00 WIB, usai salat magrib, kata Bibit, ibunya menelepon ayahnya. "Bapak masih ngangkat telepon, bilangnya belum sampai Sungai Lilin. Setelah itu tidak ada kabar lagi. Coba dihubungi terus tapi tak ada jawaban," katanya.
Hal itu, sontak membuat Bibit dan keluarga cemas. Hingga berinisiatif membuat laporan orang hilang dan melapor ke Mapolsek Kota Baru. Bahkan, laporan tersebut juga sempat diposting ke berbagai sosial media (sosmed) seperti Facebook dan Instagram. Postingan itupun, sempat viral.
"Karena tak kunjung ada kabar, hari Minggu pagi, saya dan dua orang teman bertolak ke arah Bayung Lincir untuk mencari bapak," lanjut Bibit.