Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah 10 Tahun Siswa SDN di Tulungagung Ini Belajar di Ruang Darurat, Gedung Juga Belum Diperbaiki

Terkait adanya siswa SDN III Serut, Kecamatan Boyolangu, yang belajar di ruang terbuka, Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga langsung merespon

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sudah 10 Tahun Siswa SDN di Tulungagung Ini Belajar di Ruang Darurat, Gedung Juga Belum Diperbaiki
surya/david yohanes
Suasana ruang kelas 2 SDN III Serut, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. 

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Terkait adanya siswa SDN III Serut, Kecamatan Boyolangu, yang belajar di ruang terbuka, Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) langsung merespon.

Menurut Kepala Disdikpora Kabupaten Tulungagung, Suharno, ada kesalahan pengisian Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Sebelumnya, Dapodik SD ini ditulis ruang kelas sudah lengkap.

“Kalau dalam Dapodik ditulis lengkap, maka DAK Kementerian Pendidikan tidak akan menganggarkan,” ujar Suharno.

Lanjutnya, SDN III Serut memang hanya mempunyai lima ruang kelas. Kelas dua sebelumnya masuk siang, bergantian dengan kelas satu.

Namun kebijakan sekolah memutuskan seluruh kelas masuk pagi, sehingga ada kekurangan satu ruang kelas.

Karena itu Suharno mengaku telah memerintahkan untuk merevisi Dapodik SDN III Serut. Selain itu pihaknya juga telah mengajukan ruang kelas baru melalui APBD tahun 2019.

“Kalau menunggu DAK Kementerian Pendidikan terlalu lama. Makanya lewat APBD 2019 saja,” tambah Suharno.

Berita Rekomendasi

Anggaran untuk satu kelas lengkap dengan mebelernya sekitar Rp 160 juta. Suharno fokus untuk mengawal perubahan Dapodik serta usulan ABPD 2019.

Dengan demikian penambahan ruang kelas baru SDN III Serut tidak meleset.

Sebelumnya sebanyak 23 siswa kelas 2 SDN III Serut belajar di bekas tempat perkir sepeda siswa.

Kondisi ini sudah berlangsung selama 10 tahun. Ruang kelas darurat tanpa dinding ini berbatasan langsung dengan permukiman warga.

Para siswa kadang terganggu dengan aroma menyengat dari kandang sapi milik warga.

Debu yang terbang ditiup angin juga bebas hinggap di tempat anak-anak ini menimba ilmu.

Jika musim hujan, proses belajar pun terganggu karena tampias air.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas