Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vaksin MR Sempat Mendapat Penolakan, MI Al Hudy Lakukan Pendekatan pada Wali Murid

M. Rizal Akbar, salah satu siswa MI Al Hudy teriak saat ujung jarum suntik menusuk lengannnya.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - M. Rizal Akbar, salah satu siswa MI Al Hudy teriak saat ujung jarum suntik menusuk lengannnya.

"Aaaa sakit," teriak Akbar meringis menahan sakit.

Hari ini, Senin (22/10/2018) siswa MI Al Hudy mengikuti vaksinasi measles rubella (mr).

100 dari 405 lima siswa mengikuti vaksin ini.

Baca: Politikus Nasdem: Jika soal Sampah Dibiarkan Berlarut, Nanti Jadi Bencana Nasional

"Sakit sekali, apalagi pas baru disuntik," kata Akbar usai divaksin sambil memegang lengannya.

Walaupun bukan pertama kali divaksin, namun ia merasa kesakitan.

Sebelumnya Akbar telah mengikuti vaksinasi Japanese Encephalitis (JE).

Berita Rekomendasi

Kepala MI Al Hudy, Marfu'ah As. Shomad mengatakan pihaknya mendukung 100 persen vaksinasi ini.

"Kami mendukung penuh program pemerintah untuk vaksin MR ini, kan tujuannya untuk kesehatan," katanya.

Baca: Artis Titi Qadarsih Tutup Usia, Sang Putra: Jika Ada Tanggungan yang belum Ditunaikan Kabari Kami

Selain MR, sebelumnya di sekolah ini juga telah dilaksanakan vaksinasi JE.

Sementara itu sebagian siswa telah melakukan vaksinasi ke Puskesmas III Denpasar.

"Kami telah bersurat ke wali murid. Sebelumnya juga telah ada yang melaksanakan vaksinasi mandiri ke Puskesmas III Denpasar. Jadinya wali murid juga mendukung," imbuhnya.

Sebelumnya, memang sempat ada penolakan dari orang tua siswa.

"Di awal semuanya menolak kan karena dibilang vaksin ini dari babi dan di islam kan haram. Sekarang MUI kan bilang vaksin MR mubah, karena belum ada imunisasi lain sebagai penggantinya sehingga dimubahkan karena darurat. Kalau saya untuk kesehatan anak-anak kita, saya dukung," paparnya.

Selama hampir dua minggu orang tua siswa diberikan pengertian sehingga akhirnya mau anaknya divaksinasi MR.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Denpasar, Luh Putu Sri Armini mengatakan, cakupan imunisasi MR di Kota Denpasar sudah mencapai 84 persen dari 207.699 anak umur 9 bulan hingga 15 tahun yang wajib imunisasi.

"Kita berharap semua ikut, ini program pemerintah dan sudah diteliti. Ini juga penting untuk memberi mereka perlindungan atau imun dari kecil. Harus dilindungi, karena MR ini berbahaya, bisa menyebabkan cacat, kematian buta, tuli," jelas Armini.

Baca: 5 Orang Ini Ungkap Hal Menggelikan di Kamar Hotel, dari Kecoa Hingga Tikus Mati

Sementara sisanya 16 persen lagi masih dikejar dengan melakukan sweeping ke rumah-rumah, selain juga menyasar sekolah sehingga target 31 Oktober 2018 ini bisa tercapai.

"Awalnya sempat terjadi penundaan di beberapa tempat karena mereka harus diberi pemahaman lebih. Kalau sudah dimengerti pasti mau," katanya.

Vaksin ini memang harus dilaksanakan serentak di semua wilayah.

"Kita berharap sebelum tanggal 31 (Oktober) sudah selesai. Yang berusia 9 bulan hingga 15 tahun dan belum divaksin silakan datang ke Puskesmas terdekat, atau pos yang dibuat Puskesmas terdekat," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas