Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Keluarga Tewas, Ditemukan Tulisan 'Aku tidak Sanggup Meninggalkan Mereka Hidup di Dunia Ini'

Bukti-bukti di TKP yang ditemukan mengarah pada peristiwa pembunuhan dan bunuh diri. Fransiskus menembak mati anggota keluarganya lalu bunuh diri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Satu Keluarga Tewas, Ditemukan Tulisan 'Aku tidak Sanggup Meninggalkan Mereka Hidup di Dunia Ini'
Tribun Sumsel
Isi Surat Sebelum Fransiscus dan Keluarganya Tewas. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Peristiwa tragis yang terjadi di Kebon Sirih Palembang kemarin menyedot perhatian masyarakat.

Satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan dua orang anak ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Bukti-bukti di TKP yang ditemukan mengarah pada peristiwa pembunuhan dan bunuh diri.

Sang ayah, Fransiskus menembak mati anggota keluarganya lalu bunuh diri.

Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya surat bunuh diri yang diduga ditulis Fransiskus sebelum kejadian.

Ada lagi pesan permintaan maaf yang ia kirimkan ke beberapa grup whatsap.

Surat bunuh diri itu ditulis di dua lembar potongan kertas putih.

Berita Rekomendasi

"Aku sudah sangat lelah... Maafkan aku..."

Surat kedua: "Aku sangat sayang dengan anak & istriku... choky & snowy
Aku tidak sanggup meninggalkan mereka hidup di dunia ini..."

Tiap barisan kalimat selalu diakhiri dengan tanda titik sampai tiga kali.

Begitu juga ketika kita merujuk pada pesan whatsapp yang dikirim.

Baca: Kesaksian Wartawan Jepang yang Diculik ISIS: Tiga Tahun Seperti Neraka

"Maafkan aku... teman-teman.. Kenanglah kebaikanku saja
Jangan membicarakan kejelekanku...
Jalan kalian masih panjang "

Kebiasaan menulis dengan tiga tanda titik ini bisa jadi petunjuk untuk menyelidiki apakah memang Fransiskus yang menulisnya.

Bisa jadi memang kebiasaan Fransiskus selalu mengakhiri kalimat dengan tanda titik.

Yang menarik pada surat kedua, si penulis sempat mencoret sebuah kata yang tak jadi ditulisnya.

Foto satu keluarga Yentin Margaretha, istri Fransiskus Xaverius Ong yang ditemukan tewas dengan luka tembak di Palembang.
Foto satu keluarga Yentin Margaretha, istri Fransiskus Xaverius Ong yang ditemukan tewas dengan luka tembak di Palembang. (Kolase/Instagram Yentin Margaretha)

Kata itu mungkin kata "tak" yang kemudian dicoret dan ditulis kembali dengan kata "tidak".

Isi kalimatnya: "Aku tidak sanggup meninggalkan mereka hidup di dunia ini".

Tampak si penulis menuliskannya dengan pertimbangan.

Saat ini polisi masih mengumpulkan semua alat bukti untuk mengungkap kasus ini.

Dugaan sementara bunuh diri, namun tetap membuka celah pada dugaan lain seiring hasil penyelidikan.

Psikolog Sumsel, Renny Permata Ria yang diwawancarai Tribun mengungkapkan, banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa seseorang melakukan bunuh diri.

"Kondisi yang paling umum dikaitkan dengan bunuh diri adalah 'Depresi'. Dimana merupakan gangguan yang terjadi pada 'mood' seseorang, yang apabila berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan terganggunya fungsi psikososial," katanya.

Baca: Penyidik Polda Jabar Pastikan Video Bendera Dibakar Bukan Video Asli Tapi Sudah Dipotong

Ketidakberdayaan seseorang di dalam mengontrol emosinya, gangguan perasaan yang diikuti pula dengan perilakunya.

Mereka yang berada dalam posisi ini seakan-akan sudah tidak lagi melihat arti dari suatu kehidupan.

"Dimana ia terlihat tidak lagi bersemangat untuk melakukan aktivitas yang ditekuni sebelumnya. Bunuh diri juga seringkali dilakukan akibat rasa putus asa," kata dia.

"Banyak faktor penyebab, kesulitan keuangan atau masalah ekonomi, masalah dalam hubungan interpersonal," katanya. (pma/ray)

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Satu Keluarga Tewas di Kebun Sirih, Detil Surat Fransiskus Sebelum Kejadian Bisa Jadi Petunjuk

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas