Sebelum Pembantaian, Puput Sempat Curhat Dibuntuti Orang yang Dikenalnya
Puput, sapaan akrab korban, duduk di bangku Kelas XII SMA Az-Zuhra Islamic School, Kilometer 2 Jalan Garuda Sakti, Pekanbaru.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Fernando Sihombing
TRIBUNNEWS.COM, BANGKINANG - Perampokan disertai pembunuhan di sebuah rumah di Kilometer 11 Jalan Garuda Sakti Desa Karya Indah Kecamatan Tapung, Bangkinang, mengungkap beberapa cerita di balik kejadian itu pada Kamis (25/10/2018).
Cerita itu terungkap dari teman sekolah Nurpurnama Putri yang menjadi korban perampokan dan pembunuhan bersama ibunya, Radiana.
Puput, sapaan akrab korban, duduk di bangku Kelas XII SMA Az-Zuhra Islamic School, Kilometer 2 Jalan Garuda Sakti, Pekanbaru.
Guru dan temannya melayat ke rumah duka begitu mendapat kabar tentang Puput dan ibunya.
Doni, salah seorang guru Puput, bersama beberapa murid, mengungkap bahwa Puput pernah mengaku dibuntuti saat pergi dan pulang sekolah sekitar tiga pekan sebelum kejadian, dan puput ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor.
"Dia pernah cerita, ada yang buntuti pas pergi sama pulang sekolah. Dilihat dari kaca spion. Dia berhenti, dia (orang yang membuntuti) ikut berhenti pula," kata murid perempuan itu.
Puput mengaku ketakutan.
Sampai-sampai Puput meminta bantuan dari laki-laki teman sekolahnya agar jalan beriringan pergi dan pulang sekolah.
Menurut siswi itu, Puput juga bercerita kalau sosok yang membuntutinya seperti tidak asing lagi.
Puput sepertinya pernah melihat sosok itu.
"Dia bilang kayaknya kenal orang itu. Tapi belum sempat dibilangnya siapa," ujarnya ditimpali Doni dan Andra, seorang guru lain.
Puput adalah putri bungsu dari empat bersaudara di keluarganya.
Ia memiliki seorang kakak perempuan di atasnya dan dua kakak lelaki.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.