Kabupaten Malang Bersholawat Tetap Bersatu untuk NKRI
Ratusan Kyai dan Gus dari sejumlah Pondok Pesantren di Malang Raya bersama puluhan ribu Santri bakal larut dalam lantunan doa dan Sholawat
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ratusan Kyai dan Gus dari sejumlah Pondok Pesantren di Malang Raya bersama puluhan ribu Santri bakal larut dalam lantunan doa dan Sholawat bersama di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Acara yang digagas sejumlah organisasi Islam di Kabupaten Malang yang dimotori Pengurus Nahdatul Ulama Kabupaten Malang, Dewan Masjid, Forum Santri Nasional dan didukung penuh Pemkab Malang tersebut menurut rencana diselengarakan Sabtu Malam (27/10/2018).
Kegiatan yang bertajuk "Kabupaten Malang Bersholawat Tetap Bersatu Untuk NKRI" tersebut ditujukan dalam rangka kecintaan kepada Rasulullah SAW, nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, sekaligus memperingati Hari Santri Nasional serta menjaga persaudaraan dan persatuan dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca: Di Depan Makam Proklamator, Ansor dan Banser Tegaskan NKRI Sudah Final
Kegiatan itu akan dipimpin oleh Habib Abdurahman Baraqbah, Pimpinan Khodimul Majelis Riyadul Jannah, KH Anwar Iskandar, Syuriah PWNU Jawa Timur, para ulama dari berbagai Pondok Pesantren di Jawa Timur, dan puluhan ribu jamaah, yang terdiri dari santri,warga Nahdliyin dan berbagai majelis ta’lim di Kabupaten Malang.
KH. Mudjib Syadzili Wakil Sektretaris PW NU Jatim, yang juga salah satu panitia menjelaskan bahwa kegiatan itu sebagai komitmen untuk menjaga kerukunan demi keutuhan NKRI. "Pengajian sholawat sudah menjadi nafas bagi warga Nahdliyin dan santri, sebagai karya nyata NU dalam membangun negeri dengan melakukan gerakan-gerakan penguatan moral, menjunjung tinggi akhlakul karimah," kata Gus Mudjib dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (26/10/2018)
Pada kesempatan tersebut KH Maksum Faqih pengasuh pondok Pesantren Langitan Tuban akan menghimbau seluruh masyarakat politik Indonesia untuk tidak emosional dan gampang terprovokasi untuk membenci satu sama lain. (Dalam #2019TETAPBersaudara)
Baca: Sejarah Hari Santri Nasional Diperingati 22 Oktober, Ternyata Berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia
Lebih jauh kegiatan ini untuk mendoakan keselamatan bangsa, terutama dalam menghadapi segala permasalahan bangsa Indonesia, di antaranya menjaga kebhinekaan dan keutuhan NKRI, dan mendoakan seluruh bangsa, khususnya yang tertimpa musibah bencana di berbagai daerah, serta mengatasi kemiskinan yang masih dirasakan oleh jutaan bangsa Indonesia.
Gus Mudjib menambahkan bahwa kiprah NU dalam turut membangun Indonesia tidak hanya pembangunan jasmani, tetapi juga membangun rohani. Dari tiga masalah yang dihadapi bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab bersama terutama orang-orang NU.
Sementara itu, Pimpinan Dewan Masjid KH Imam Sibaweh mengajak umat Islam untuk hadir dalam kegiatan yang dimeriahkan majelis sholawat serta atraksi kembang api. “Mari kita bersama-sama berdoa dan bersholawat untuk memohon perlindungan kepada Allah. Agar bangsa Indonesia, semoga senantiasa diberikan ketentraman dan kesejahteraan untuk selalu bersholawat," ujarnya.
Sementara itu Ketua Forsana Gus Thoriq Darwis Bin Ziyad menyatakan bahwa massa yang akan menghadiri acara Kabupaten Malang Bersholawat ini ditaksir akan mencapai sekitar 40.000 orang. Hal ini hasil dari sejumlah konfirmasi atas kehadiran para kyai, gus dan ulama beserta para santrinya dari sejumlah pondok pesantren di Malang Raya dan kota-kota lainnya di Jatim. "Dari data yang masuk panitia, selain dari Malang Raya, juga akan hadir kyai dan gus serta para santri dari keresidenan Madiun [ Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi, Trenggalek], Keresidenan Kediri, Keresidenan Bojonegoro, Surabaya dan sekitarnya, Madura serta Tapal Kuda," kata Gus Thoriq.
Dalam kegiatan tersebut juga akan di hadiri para pimpinan Pondok Pesantren di luar Malang Raya. Dari Kabupaten Ponorogo antara lain, Gus Hakam Fuadi (Pondok Ngunut), Gus Sahrul munir (Pondok Jenes), Gus Reza dari Pondok Pesantren Darul Hikam, dan Gus Nabil dari Pondok Pesantren Darul Hikam.Dari Kabupaten Kediri yaitu, Gus Abiddurohman Karim (Pondok Jampes), Gus Shohibul Burhan. Dari Kediri Kota, Gus Faris Idrisa (Pondok Assa'idiyah), dan Gus M. Syakir Nashihuddin (Pondok Al Amien). Ra Beny (Ponpes Syaichona Kholil Bangkalan), Gus Murthado Sidoarjo, KH Shihabuddin Sholah Sidoarjo, dan sejumlah kyai lainnya. (*)