Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Membangun Maluku, Menyejahterakan Indonesia

Komarudin Watubun mengatakan, pada konteks geostrategi hari ini, tak ada yang memungkiri, Tiongkok merupakan penguasa ekonomi awal abad XXI.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Membangun Maluku, Menyejahterakan Indonesia
Ist/Tribunnews.com
Acara bedah buku Maluku "Staging Point RI Abad 21" di Universitas Indonesia, Depok. 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Anggota Komisi II DPR RI sekaligus penulis buku Komarudin Watubun mengatakan, pada konteks geostrategi hari ini, tak ada yang memungkiri, Tiongkok merupakan penguasa ekonomi awal abad XXI.

Bahkan, lanjutnya, tingkat pertumbuhan Tiongkok merupakan yang tertinggi kedua di dunia.

iongkok dapat mengancam kedigdayaan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Padahal, hingga akhir abad XX AS merupakan penguasa ekonomi dunia, jauh meninggalkan Tiongkok," ujar Komarudin di Kampus FIB UI, Depok, Rabu (31/10/2018) pada acara bedah buku Maluku "Staging Point RI Abad 21" di Universitas Indonesia, Depok.

Baca: Sebut Pihak Meldi Memohon Damai Melalui Hotman Paris, Dewi Perssik: Takut Dipenjara Ya

Tak pelak, menurutnya, pencapaian yang diraih Tiongkok menimbulkan persaingan dengan AS.

Bahkan, untuk menahan laju perekonomian Tiongkok, AS membangun jalur perdagangan transpasifik Trans Pacific Partnership (TPP) pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama 2009 lalu.

Baca: Komarudin Watubun: Jangan Keliru Mengenai Pendifinisian Tentang Maritim

Sedangkan Tiongkok, ujarnya, membangkitkan kembali jalur sutera yang pernah dirintis oleh pedagang-pedagangnya pada awal masehi, untuk kembali menguasai perekonomian dunia.

Berita Rekomendasi

Melalui bukunya ini, Komarudin menawarkan gagasan bahwa Maluku dapat dijadikan sebagai poros perekonomian Indonesia abad XXI. Pertanyaan yang kemudian muncul,

Alasannya, kata Komarudin, pertama, tentu nilai historis dan ekonomis Maluku bagi Nusantara sejak abad XII hingga abad XX. Layaknya Tiongkok yang membangkitkan kembali jalur sutera, sejarah semestinya tidak menjadi benda mati dan hanya menjadi pelajaran menghafal di sekolah.

Sebab, dalam perjalanan sejarah nusantara, Indonesia terutama Maluku pernah memiliki jalur perekonomian sendiri. Jalur tersebut dinamakan jalur rempah, Maluku menjadi titik pusatnya.

Baca: Kesaksian Penumpang Lion Air JT610 Denpasar-Jakarta, Cium Bau Gosong Lalu Lampu Seat Belt tak Padam

Dalam catatam sejarah, ungkapnya, Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbaik dunia yang merupakan komoditas perdagangan termahal mengalahkan harga emas di dunia pada abad XVI. Bahkan, selama abad XVI—XVIII Maluku memasok kebutuhan rempah-rempah dunia yang melahirkan globalisasi, jaringan maritim dunia, inovasi, dan revolusi sistem keuangan dan korporasi global pertama kali di dunia .

Bahkan, ia menambahkan, karena kekayaannya, Spanyol dan Portugal sebagai kekuatan imperialis kuno memperebutkan Maluku. Perselisihan tersebut bahkan menghasilkan Perjanjian Zaragoza yang membagi belahan bumi barat di antara Spanyol dan Portugal dan diprakarsai oleh Paus pada 7 Juni 1494.

Namun, lanjut Komarudin, tak hanya dua negara tersebut yang memperebutkan Maluku, Belanda pun pada Dua abad setelahnya, ikut dalam persaingan memperebutkan Maluku. Sebab, siapa yang dapat menguasai rempah-rempah Maluku, maka akan dapat menguasai perdagangan Eropa. Hal itu merupakan nilai historis dan strategis Maluku.

Kedua, Geostrategis Maluku dan Indonesia. Posisi Maluku dan sekitarnya memiliki jalur-jalur terbuka yang sangat banyak, khususnya bila zona Maluku dan sekitarnya dijadikan basis produksi, penyedia, dan transit arus komoditi jasa, mineral strategis, manuisa, barang, jasa, uang dan informasi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas