Tragedi Lion Air JT610, Helda Tak Tahu Jawab Apa Jika Anak-anaknya Tanya Ayahnya
Helda Aprilia (31) mengaku sudah siap dan ikhlas dengan kemungkinan terburuk yang terjadi pada suaminya Ibnu Fajariyadi Hantoro
Editor: Sanusi
Sembari duduk di kursi plastik di teras rumahnya, Helda dengan ramah menyalami kerabat dan tetangga yang datang untuk menyampaikan belasungkawa.
Ada dua karangan bunga tanda ucapan belasungkawa dari beberapa pihak, di teras rumahnya di Komplek Pelni C1/5 RT 04/RW 17 Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, Selasa (30/10/2018).
Meski kesedihan tersirat jelas di wajahnya, Helda kelihatan cukup tenang atau tepatnya tegar.
"Saya pasrah dan Insya Allah siap menerima semua ini," kata Helda.
Ia mengatakan sebagai dokter suaminya baru lulus studi spesialis penyakit dalam di Fakuktas Kedokteran UI sembilan bulan lalu.
Sejak itulah Ibnu mendapat tugas Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka, selama 9 bulan terakhir.
Ia bertugas di RSUD Kota Bangka Tengah. Sebelumnya Ibnu bekerja di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat.
"Selama 9 bulan bertugas di Bangka, suami saya tak pernah lupa berkomunikasi lewat video call setiap hari dengan keluarga. Ia pulang ke Depok biasanya sebulan sekali. Kalau pulang, Jumat sore biasanya sudah di Depok dan kembali ke Pangkal Pinang, Senin pagi, seperti Senin kemarin itu," kata Helda yang sudah dikaruniai dua anak dari Ibnu.
Kedua anaknya masih balita, yakni Farisa (4) dan Fatih (1,5).
"Suami saya sangat sayang dengan keluarga dan anak-anak. Setiap hari kita selalu video call. Bisa dua sampai tiga kali video call dalam satu hari. Setiap bulan juga pasti dia pulang," katanya.
Menurut Helda, ia dan Ibnu sudah 7 tahun berumahtangga.
Helda menjelaskan pertama kali mengetahui kabar duka dari kakak iparnya yang menelpon dirinya Senin sekira pukul 10.00. Kakak iparnya itu kata Helda menanyakan apakah Ibnu masih di Jakarta atau sudah terbang ke Pangkalpinang.
"Saya bilang sudah terbang dengan Lion. Saat itulah kakak ipar saya kasih tahu kalau ada pesawat Lion Air jatuh. Itu pertama kali saya tahu, sekitar jam 10.00," katanya.
Saat itu kata Helda ia berharap suaminya tidak di pesawat yang jatuh itu. Karenanya ia beberapa kali menelpon suaminya dan melakukan panggilan video call. "Tapi gak nyambung," katanya sedih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.