Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tim Kesenian Keraton Yogyakarta akan Menampilkan Tiga Tari Klasik dan Wayang di Amerika

Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama tim kesenian Keraton Yogyakarta akan melakukan lawatan ke Amerika Serikat pada 5-12 November mendatang.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Tim Kesenian Keraton Yogyakarta akan Menampilkan Tiga Tari Klasik dan Wayang di Amerika
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Sri Sultan Hamengkubuwono X didampingi GKR Hemas memantau langsung gladi resik tim kesenian Keraton yogyakarta yang sedang melakukan gladi resik tari Bedhaya Sang Amurwabumi di Bangsal Trajumas, Komplek Keraton yogyakarta, Jumat (2/11/2018). Tim kesenian Keraton Yogyakarta akan melakukan pentas dalam simposium budaya Jawa yang diselenggarakan oleh Wesleyan University Amerika Serikat dan akan mempertunjukkan tiga tari klasik, wayang golek dan wayang kulit purwo. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Dalam rangka memenuhi undangan simposium budaya Jawa di Wesleyan University, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama tim kesenian Keraton Yogyakarta akan melakukan lawatan ke Amerika Serikat pada 5-12 November mendatang.

Tim kesenian Keraton Yogyakarta akan mempersembahkan tiga tari klasik, wayang golek dan wayang kulit purwa.

Tari yang akan dibawakan yakni Tari Wayang Topeng - Klana Sewandana Gandrung, Tari Golek Menak Umarmaya-Umarmadi dan Tari Bedhaya Sang Amurwabumi.

Pimpinan atau Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhamardawa, KPH Notonegoro menyampaikan, para penari telah disiapkan mental lahir batin dan peralatan yang perlu dibawa.

Pasalnya, pada saat tim kesenian Keraton Yogyakarta tiba di Amerika nanti, suhu pada siang hari berkisar antara 8-10 derajad celcius, sementara pada malam hari mencapai 6 derajad celcius.

Meski suhu cukup dingin, hal ini tidak akan  mempengaruhi penari untuk tampil dengan tetap menjaga pakem kostum tarian yang dibawakan.

Berita Rekomendasi

Terlebih persiapan matang sudah dilakukan sejak Maret silam.

"Untuk tari yang sakral seperti Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi, kostum yang dikenakan penari tetap seperti aturannya," kata KPH Notonegoro pada Jumat (2/11/2018).

Lawatan budaya ke Amerika Serikat ini terlaksana melalui usaha yang diprakarsai pasangan GKR Hayu dan KPH Notonegoro yang sejak tahun 2013-2017 tinggal di New York.

KPH Notonegoro pada saat itu bekerja di lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNDP.

Sementara GKR Hayu melanjutkan studi S2 di Fordham University.

Selama tinggal di Amerika, GKR Hayu dan KPH Notonegoro aktif bermain gamelan dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang tertarik untuk mempelajari budaya Jawa.

Ia pun bertekad untuk membawa budaya Jawa agar lebih dikenal di berbagai penjuru dunia.

"Harapannya nama kita lebih dikenal, karena budaya Indonesia khususnya Yogyakarta sangat bagus untuk ditampilkan," tuturnya.

Selain menggelar pertunjukan seni budaya, dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X akan bertemu dengan Gubernur Connecticut.

Pertemuan dengan anggota kamar dagang dan industri serta akademisi ini untuk membicarakan sejumlah kerjasama bidang ekonomi dan pendidikan. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas