Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Motif Batik Rel KA yang Ada Suro dan Boyo Disebut Motif Unik, Tiap Jadi Langsung Laku

Petualangan Tri Kusumawati (46), pemilik Trisma Ratu, dalam mencari ide motif batik khas Surabaya, cukup unik.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Motif Batik Rel KA yang Ada Suro dan Boyo Disebut Motif Unik, Tiap Jadi Langsung Laku
surya.co.id/delya octovie
Pemilik Trisma Ratu, Tri Kusumawati, menunjukkan batik dengan motif rel KA. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Petualangan Tri Kusumawati (46), pemilik Trisma Ratu, dalam mencari ide motif batik khas Surabaya, cukup unik.

Pembatik dengan teknik tulis yang tinggal di Dupak Bangun Rejo itu, mengangkat rel kereta api dekat Pasar Turi sebagai motif andalan. Ia mulai membatik motif rel kereta api pada 2017.

“Saya pikir, belum pernah ada yang membuat itu jadi saya coba saja. Pertama-tama saya minta tolong teman membantu menggambarkan, lalu saya ikuti,” ungkap perempuan asli Lamongan ini.

Ternyata, ketika koleksi batik motif rel itu diluncurkan, Tri mendapat banyak respon positif. Banyak yang menyebut motifnya unik.

“Kok ada ya, rel kereta api dijadikan batik,” tuturnya, menirukan testimoni pembelinya, pekan lalu.

Agar ciri khas Surabaya tetap terlihat, Tri menambahkan, ikon Suro dan Boyo pada batik relnya sebagai tumpal.

“Saya kalau membuat batik rel memang tidak terlalu banyak, tetapi tiap membuat, langsung laku. Saya jual mulai Rp 300.000-Rp 400.000,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

Sebelum membuat batik rel kereta api, Tri juga membuat batik motif Suro dan Boyo, semanggi, perahu layar, suluran, bambu runcing, hingga pasar loak.

Dari beberapa motif buatannya, Batik Suro dan Boyo memang masih menjadi primadona.

"Sampai saat ini, tetap Batik Suro dan Boyo saya yang paling laris. Sempat dijadikan seragam Kantor Kecamatan Krembangan, lalu sebagai suvenir Pemkot Surabaya, pesan sampai 250 potong kain," katanya.

Sedangkan, batik motif bambu runcing buatannya berhasil menyabet Juara 3 Lomba Desain Batik Surabaya, yang digelar Dinas Pariwisata Kota Surabaya.

Kini, Tri tengah mempersiapkan motif terbaru, yakni Jembatan Surabaya dan Jembatan Suramadu.

“Masih saya pikirkan. Baru-baru ini juga saya mencoba teknik cap, dapat alat dari Disperindag, supaya harga tidak terlalu mahal,” katanya. (del)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas