Korban Banjir Bandang Cipatujah Bobol Atap Rumah
Sejumlah warga Kampung Jajawai di Desa Cipatujah yang berada tidak jauh dari sungai berhasil menyelamatakan diri dengan cara membobol atap rumahnya.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Banjir bandang yang terjadi di bagian Selatan Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (7/11/2018) dini hari mengakibatkan sejumlah orang meninggal dan sejumlah rumah terendam.
Meluapnya Sungai Cipatujah yang begitu cepat pada saat sebagian warga tengah tertidur pulas menciptakan kegetiran yang tak bisa tergambarkan.
Beruntung, sejumlah warga Kampung Jajawai di Desa Cipatujah yang berada tidak jauh dari sungai berhasil menyelamatakan diri dengan cara membobol atap rumahnya.
Pupu (45) di antaranya, dia mengatakan, dirinya bersama dua anggota keluarganya harus menjebol atap rumah dan bertahan beberapa jam di atas genting menunggu air surut.
"Sekitar pukul 01.00 WIB, air sungai begitu cepat datang, karena ketinggian air sudah hampir satu meter masuk menggenangi rumah, maka kami jebol atap rumah saja kemudian bertahan di sana sampai sekitar pukul 07.00 WIB," tutur Pupu saat ditemui, Rabu (7/11/2018) Siang.
Dia sadar air mulai menggenang di halaman rumahnya sedari pukul 00.00 WIB, puncaknya air setinggi dua meter menggenangi ruangan di rumahnya.
"Saat itu memang sudah mulai menggenang di halaman, tapi kami tidak begegas karena genangan air sudah biasa," ujarnya.
Baca: Terjadi Longsor dan Banjir di Pangandaran, Satu Warga Dilaporkan Tewas
Bahkan saat itu, lanjut Pupu, kondisi listrik sudah padam sehingga penglihatan terbatas.
"Kondisinya tidak mungkin untuk keluar dari rumah, sehingga satu-satunya jalan kami naik ke atas rumah saja," lanjutnya.
Sebelum air memasuki permukiman warga, Pupu yang malam itu terjaga mendengar suara aliran sungai yang bergemuruh.
"Mungkin saking derasnya air sungai terdengar sangat bergemuruh, sepertinya air pasang laut beradu dengan aliran sungai, kebetulan ini muara" kata Pupu.
Kejadian yang begitu cepat itu mengakibatkan Pupu dan keluarga tidak bisa menyelamatkan barang-barang yang ada dirumahnya.
Menjebol atap rumah untuk menyelamatkan diri juga dilakukan oleh Samsul (33).
Selain tidak bisa menyelematkan barang-barang, Samsul mengaku harus merelakan sebanyak 15 ekor domba miliknya terendam di kandangnya.
Menurut dia, akibat banjir bandang ini sembilan rumah yang ditinggali sekitar 20 orang yang berada disana terendam namun saat Tribun Jabar mengunjungi lokasi, air sudah surut dan menyisakan lumpur setebal sekitar 15 hingg 20 meter.
Warga berharap dibuatkan tanggul, sehingga ketika terjadi kejadian serupa air tidak masuk secara cepat ke pemukiman.
Untuk sementara warga Jajawai mengungsi di rumah kerabat dan mulai membersihkan sisa lumpur yang berada di rumahnya.