Sepekan Ini Mamasa Diguncang 217 Kali Gempa, Apa Sebenarnya yang Terjadi?
Berdasarkan data monitoring BMKG, total aktivitas gempa Mamasa selama 6 hari sejak 3 November 2018 tercatat 217 gempa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAMASA - Dalam sepekan terakhir, wilayah Mamasa, Sulawesi Barat diguncang gempa tektonik yang beruntun.
Hingga hari ini Jumat 9 November 2018, aktivitas gempa masih terjadi.
Berdasarkan data monitoring BMKG, total aktivitas gempa Mamasa selama 6 hari sejak 3 November 2018 tercatat 217 gempa.
Sebanyak 39 gempa di antaranya merupakan gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat.
Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG melihat bahwa ada kecenderungan peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah tersebut.
Hal itu setelah ia memerhatikan tren frekuensi gempa Mamasa.
"Jika jumlah gempa pada 3 hari pertama hanya sebanyak 31 gempa, maka pada 3 hari berikutnya aktivitas gempa melonjak drastis menjadi 116 gempa. Artinya, dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa sangat signifikan," kata Daryono dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (9/11/2018).
Baca: Gempa Hari Ini - Mamasa Diguncang 12 Kali Gempa, Diikuti Lombok Utara dengan Magnitudo 3,4
Aktivitas gempa paling banyak terjadi pada Kamis 8 November 2018 mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari.
Ditinjau dari kekuatannya, aktivitas gempa yang terjadi sebenarnya didominasi oleh gempa dengan magnitudo kurang dari 4,0. Dari seluruh gempa yang terjadi hanya 3 gempa saja memiliki magnitudo 5,0.
Jika mencermati sebaran pusat gempanya, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang. Klaster sebaran gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar.
"Ini merupakan fakta bahwa aktivitas gempa Mamasa berkaitan erat dengan reaktivasi Sesar Saddang," imbuhnya.
Dalam Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang tampak melintas dari pesisir Pantai Mamuju, Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi Sulawesi Selatan bagian Tengah, lalu ke Sulawesi Selatan bagian Selatan, selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae.
Di Mamasa, perlitasan jalur Sesar Saddang ini berarah barat laut - tenggara.
Pada segmen inilah gempa beruntun terjadi. Berdasarkan mekanismenya, Sesar Sadang pada segmen ini merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral strike-slip).