Begini Perjalanan Tujuh Petugas Mencari Keberadaan Ladang Ganja Seluas Dua Hektar di Tanggamus
Medan yang dilalui bukanlah jalan setapak yang mulus, melainkan semak belukar dan sungai berbatu
Editor: Eko Sutriyanto
"Akhirnya kami bermalam di gubuk itu karena capek. Pakaian basah semua sebab saat itu hujan juga," terang Herman.
Di gubuk berukuran 5x4 meter itulah tim mendapati bahan makanan, beras, dan mie instan.
Akhirnya itu dimasak untuk makan. Setelah itu barulah semua istirahat.
"Kami mulai mencari besoknya. Tanaman pertama yang ditemukan yang kecil-kecil, baru tumbuh usai disemai," ujar Herman.
Penemuan itu melahirkan keyakinan tujuh personel itu terkait adanya ladang ganja di kawasan tersebut.
"Terus kami mengelilingi kebun itu. Cukup berat juga karena harus babat semak-semak. Di sana kan banyak juga tanaman yang bikin gatal itu, tanahnya licin karena hujan," terang Herman.
Titik kedua tanaman ganja ditemukan agak jauh dari lokasi penemuan pertama. Di titik kedua itu, tanaman ganja diperkirakan sudah berusia cukup lumayan.
Penemuan titik kedua makin mempertajam insting ketujuh personel itu akan masih adanya ladang ganja lainnya.
"Akhirnya kami terus cari lagi, dan tempat tanaman ketiga ditemukan di sekitar belakang gubuk, cuma tertutup tanaman aren dan tanaman yang buat gatal, daun jelatong," ujar Herman.
Dari ketiga ladang ganja tersebut didapat tanaman siap panen setinggi dua meter berjumlah 80 batang, kemudian di titik kedua ditemukan 20 batang dengan ketinggian 70 cm, dan tanaman tumbuh usai disemai setinggi 18 cm berjumlah 21 batang. Berat seluruh tanaman 15,3 kg.
"Setelah itu kami pulang, perjalanan pulang juga sama dengan perjalanan berangkat, jalan kaki lewat sungai, harus buka-buka jalan juga saat di kebun," terang Herman.
Dengan berat dan lamanya perjalanan itulah maka tidak banyak yang tahu jika di kebun milik Awi seluas dua hektar ada tanaman ganja. Bisa diibaratkan tersembunyinya tanaman ganja itu hanya diketahui oleh Awi dan Mat Yusuf.
"Bahkan jalan ke kebun ini juga mungkin yang tahu cuma Awi dan Yusuf. Orang lain tidak ada yang tahu," ujar Herman.
Menurut Kasatnarkoba Polres Tanggamus, Inspektur Satu Anton Saputra, pelaku yang menanam ganja tersebut termasuk cerdik dengan mencampurkan pohon ganja dengan tanaman lain.