13 Sekolah di Kota Denpasar Terendam Banjir, Siswa Dipulangkan Lebih Awal
Banjir di SDN 6 Panjer menyebabkan kegiatan belajar mengajar tak bisa dilaksanakan karena semua ruang kelas terendam.
Editor: Dewi Agustina
Ia menambahkan bahwa kondisi ini sudah lebih baik ketimbang beberapa tahun sebelumnya.
Hal ini setelah tanggul sungai yang ada di utara sekolah dinaikkan menjadi 1,5 meter dengan biaya urunan.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 6 Sesetan, Ketut Arka menambahkan semua ruang kelas yang berjumlah 12 kelas terendam yang memaksanya untuk memulangkan semua siswa lebih awal.
"Di sini ada 546 siswa. Dan kondisinya kurang kondusif untuk belajar. Kami juga tidak bisa mengawasi 500-an siswa dalam kondisi saat ini, bisa saja siswa main air dan nanti mereka sakit," kata Arka.
Kondisi ini menurutnya akan terus berlangsung hingga Februari.
"Sejak tahun 2012 saya jadi kepala sekolah di sini. Dan awalnya kaget mendapati kondisi seperti ini. Dulu awal-awal saya di sini warna airnya biru pekat dan banyak lumpur, sekarang sudah mendingan," katanya.
Ia pun telah melaporkan hal ini kepada Dinas Pendidikan Kota Denpasar, dan sekolah ini harus ditinggikan.
Namun sampai saat ini belum ada realisasinya.
"Pernah minta penyedot, tapi dibilang tidak bisa. Kalau airnya 1 meter tingginya baru bisa disedot. Mungkin biar sekolah kami tenggelam baru bisa," tuturnya dengan nada memelas.
Tak hanya sekolah, mes guru juga ikut terendam. Untuk antisipasi di musim hujan, para guru pun membuat beton yang tinggi.
"Tempat tidur dinaikkan dengan membuat beton yang tinggi. Kalau dulu tenggelam, semua basah. Sekarang kami sudah menggunakan pengalaman sebelum-sebelumnya," kata Wirati, yang tinggal di mes guru.
Dari pantauan Tribun Bali, air masuk ke dalam rumah mes guru. Tak ada aktivitas yang bisa dikerjakan selain menunggu air surut.
"Sore baru surut airnya ini. Kalau hujan lebat lagi ya tetap banjir lagi," katanya.
Lapor ke Disdikpora
Banjir musiman juga kembali terjadi di SMP PGRI 7 Denpasar, Panjer, Denpasar.