Tekad Ansor untuk Jaga Keutuhan NKRI dapat Dukungan dari Barisan Kebangsaan
Organisasi masyarakat mengatasnamakan Barisan Kebangsaan se-Jawa Timur memberikan dukungan kepada Gerakan Pemuda (GP) Ansor beserta Banser.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Organisasi masyarakat mengatasnamakan Barisan Kebangsaan se-Jawa Timur memberikan dukungan kepada Gerakan Pemuda (GP) Ansor beserta Banser.
Bersama organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama ini, Barisan Kepemudaan berkomitmen mendukung sikap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pertemuan hari ini seperti kembali menyemaikan kembali bibit yang pernah tertanam. Kami berkomitmen untuk terus merawat kebersamaan ini hingga bisa berbuah,” ujar Koordinator Barisan Kebangsaan Jatim, Heri Purwanto, di sela pertemuan dengan PW Ansor Jatim di Surabaya (Jumat, 16/11/2018).
Menurutnya, Ia sepakat dengan semangat Ansor. Selain komitmen menjaga NKRI, juga komitmennya dalam merawat perbedaan serta keberagaman.
"Ansor dan Banser tidak akan sendirian dalam komitmennya pada soal kebangsaan dan kenegaraan. Kami tidak hanya dalam tindakan, Insyaallah juga dalam sikap dan tindakan," ucapnya.
Ke depan, pihaknya berharap kepada Ansor, Banser dan Barisan Kebangsaan segera bergotong royong menjalankan agenda-agenda konkret dalam memperkuat wawasan kebangsaan. Termasuk, membentengi NKRI dari kegiatan yang merongrong keberadaannya.
Di tempat sama, Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim, Solahul 'Am Notobuwono berterima kasih dan mengapresiasi Barisan Kebangsaan yang memberikan dukungan moril sehingga menjadikan penyemangat untuk tetap berkomitmen menjaga NKRI.
“Mari bersama-sama menjaga bangsa ini. Jangan biarkan kami sendirian merawat perbedaan dan keberagaman demi tegaknya NKRI,” kata Gus Aam, sapan akrabnya.
Sementara itu, pada pertemuan tersebut dilakukan makan bubur tradisional Madura dengan wadah daun pisang dan sendok suru yang merupakan simbol kebersamaan antara Bani Soekarno dan Bani Hasyim.
Makan bubur bersama dengan lesehan dimaksudkan untuk menarik sejarah kebersamaan antara Sukarnois dan kalangan Nahdliyyin memperjuangkan kemerdekaan di masa lalu.