Identitas Pelaku Pelecehan Seksual Terhadap Wisatawan Asing Belum Diketahui
Jika tidak diselidiki, dikhawatirkan pelaku bisa mengulangi perbuatannya sehingga bisa merusak citra pariwisata Yogyakarta
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Polisi masih mencari pelaku pelecehan seksual yang wisatawan asing di daerah Prawirotaman, Jogja, Minggu (4/11/2018).
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Armaini SIK mengatakan, telah menerima laporan terkait pelecehan seksual tersebut.
Meski korban tidak melapor, polisi akan terus melakukan penyelidikan.
"Kasus itu memang sudah dilaporkan ke Polsek, sudah kita tangani. Kami juga sudah memeriksa saksi-saksi, terutama dari pihak hotel yang kemarin melapor. Kemarin juga saat kejadian terekam CCTV, kami masih dalami itu. Tetapi memang belum bisa menemukan identitas jelas di pelaku," katanya Sabtu (17/11/2018).
Menurutnya pelecehan seksual merupakan kasus yang serius, terutama Yogyakarta sebagai kota wisata.
Jika tidak diselidiki, dikhawatirkan pelaku bisa mengulangi perbuatannya sehingga bisa merusak citra pariwisata Yogyakarta.
Baca: Wisatawan Asing Tewas Tenggelam di Perairan Pulau Pangabatang
"Akan kami lakukan beberapa tindakan preventif, supaya turis nanti nyaman saat berwisata. Pelecehan itu soal serius di dunia pariwisata. Orang usil seperti itu kalau berkelanjutan bisa merusak citra pariwisata Yogyakarta," lanjutnya.
Sebelumnya Pemilik penginapan di Prawirotaman, Yudhistira Adi mengatakan pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Mergangsan.
Ia khawatir kasus pelecehan tersebut bisa mencoreng nama Yogyakarta di mata wisatawan.
"Kejadian itu di depan Dehostel, saya cuma diminta karyawan untuk mengecek CCTV. Waktu itu karyawan dengar ada teriakan gitu, lalu pas CCTV dicek ternyata ada pelecehan itu," katanya.
"Saya besar di sini dan belum pernah ada kejadian seperti ini. Kalau ada turis tanya jalan Prawirotaman aman atau enggak, saya jawab aman, saya jamin. Makanya harapannya segera bisa ketemu pelakunya, takut bisa mencoreng nama Prawirotaman khususnya,"tutupnya. (TRIBUNjogja.com)