Bertulisan Mantra Berbahan Timah, Prasasti Logam Abad ke 14 Pertama Ditemukan di Sumbagsel
Prasasti logam berbahan timah ini menunjukkan juga bukti bahwa timah telah dipergunakan sejak abad 14
Editor: Eko Sutriyanto
![Bertulisan Mantra Berbahan Timah, Prasasti Logam Abad ke 14 Pertama Ditemukan di Sumbagsel](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/timah-abad-14.jpg)
Laporan Wartawan Sripoku.com, Welly Hadinata
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Peneliti Balai Arkeologi (Balar) Sumsel, Wahyu Rizky Andhifani meyakini prasasti berbahan timah yang didapatkannya merupakan prasasti logam pertama didapatkan di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Sebanyak 11 prasasti berbahan timah, didapatkan Wahyu dari kolektor di Muntok Bangka Barat.
"Saya analisis prasasti berbahan timah ini berasal dari abad 14. Prasasti bertuliskan aksara Sumatera Kuno dengan berbahaya Melayu kuno," ujar Wahyu Risky Andhifani, ketika sosialisasi di Kafe Dipo Jalan Diponegoro Kecamatan IB II Palembang, Senin (19/11/2018).
Dikatakan Wahyu, didapatkannya prasasti logam berbahan timah ini menunjukkan juga bukti bahwa timah telah dipergunakan sejak abad 14.
Selama ini berdasarkan data sebelumnya, timah dipergunakan pada abad ke 17 masa penjajahan Belanda.
"Sementara ini kita analisis tulisannya yang ada pada prasasti timah ini berupa tulisan mantra. Kemungkinan bisa jadi mantra untuk perjalanan atau hal lainnya. Tapi kita belum ketahui secara pasti, siapa yang menulis dan dibuat siapa serta diperuntukkan siapa," ujar Wahyu.
Baca: Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Ini Meringis Dihadiahi Timah Panas
Selain mendapatkan 11 prasasti berbahan logam dari kolektor di Bangka, Wahyu mengatakan, didapatkan juga prasasti yang sama dari kolektor di Cengal Pantai Timur Kabupaten OKI.
Bukan hanya berbahan logam, ada juga yang berbahan perak, perunggu, dan emas.
Baca: Kaget Bertemu Rosa Meldianti di Polda Metro Jaya, Dewi Perssik: Lebih Baik Saya Redam Emosi
Tulisan prasasti juga sama yakni aksara Sumatera Kuno, Proto Melayu atas Aksara Ulu dan ada tulisan huruf Arab.
"Kolektor banyak mendapatkan prasasti itu dari penambang pasir. Prasasti ditemukan di dasar sungai dan muara-muara sungai. Untuk dikalangan kolektor, prasasti ini tentunya memiliki nilai yang sangat tinggi," ujarnya.
DR Ninny Susanti Tedjowasono, guru besar arkeolog dari Universitas Indonesia yang menjadi pembicara mengatakan, ditemukan prasasti berbahan logam di wilayah Sumatera, merupakan prasasti pertama kalinya untuk wilayah Sumbagsel.
Lokasi ditemukannya di dasar sungai,Ninny mengatakan, hal ini membuktikan bahwa jalur sungai merupakan akses bagi pedagang dulunya yang mayoritasnya menjual rempah-rempah.
Bisa jadi juga prasasti itu terbawa arus air yang mengalir ke muara sungai.
"Secara umumnya tulisan yang ada prasasti itu adalah aksara Sumatera Kuno atau Melayu Kuno. Tulisannya tidak jauh beda dengan Jawa Kuno, karena semuanya perkembangan dari aksara Pallawa yang digunakan hampir seluruh Asia tenggara," ujarnya.(Welly Hadinata)