Bayi Bule yang Dilempar Ibunya Dari Mobil di Denpasar Akhirnya Meninggal, Tapi Sebabnya Karena
Infeksi pada daerah mana, kata dia, pihaknya tidak bisa mendeteksi lantaran keterbatasan waktu penelitian mengingat kondisi bayi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Penyebab kematian bayi bule dari Amerika Serikat berinisial, AR (2,4 bulan) yang dilempar oleh ibunya di sekitar Jl Danau Tempe, Denpasar, Bali, akhirnya terungkap.
Berdasarkan hasil final identifikasi tim medis Rumah Sakit Bali Mandara mengungkap fakta bahwa penyebab kematian utama bayi akibat infeksi, bukan karena cedera kepala berat (CKB) sebagaimana dugaan awal.
Kabid Pelayanan Medik RS Bali Mandara, dr Tri Damayanti, Rabu (21/11/2018), menyatakan bahwa berdasarkan penelusuran data identifikasi di laboratorium terungkap kondisi bayi jauh sebelum peristiwa pembuangan (pelemparan, red) diketahui mengidap penyakit infeksi tertentu.
Dari sampel darah yang diambil, kata dia, kemungkinan ada infeksi parah pada bayi sebelum kematian.
Ini bisa dilihat dari kondisi bayi saat diterima memang tampak kuning.
Infeksi pada daerah mana, kata dia, pihaknya tidak bisa mendeteksi lantaran keterbatasan waktu penelitian mengingat kondisi bayi yang kritis waktu itu.
Diberitakan sebelumnya, bayi AR diduga dilempar oleh ibunya Nicole Joan (32) dari atas mobil di simpang Jalan Bypass Ngurah Rai-Jalan Danau Tempe, Denpasar, Senin (19/11/2018) pukul 21.00 Wita.
Bayi malang itu kemudian meninggal di RS Bali Mandara pada Selasa (20/11/2018) pukul 04.30 Wita.
Menurut dr Tri, kondisi bayi sangat lemah saat diterima tim medis.
Ditambah dengan trauma akibat dilempar dari atas mobil.
Sebenarnya jika hanya CKB, kemungkinan besar masih bisa diselamatkan.
"Inilah yang membuat kondisi bayi terus memburuk hingga nyawanya tidak terselamatkan. Jadi memang penyebab utama kematian bukan karena CKB. Meski begitu, untuk lebih jelasnya bisa digali dari pemeriksaan forensik RSUP Sanglah," paparnya kepada Tribun Bali.
Sementara, identifikasi penyebab kematian jenazah sang bayi berdasarkan pemeriksaan forensik hingga tadi malam juga tidak bisa terungkap.
Hal ini lantaran Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Instalasi Forensik RSUP Sanglah yang menangani jenazah, dr. Henky saat dikonfirmasi Tribun Bali sejak dua hari ini tidak bisa dihubungi dan saluran telepon dimatikan.