Jembatan Jalatunda Banjarnegara Ambrol Tersapu Arus Sungai
Curah hujan tinggi membuat Sungai Jalatunda di Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara meluap.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Curah hujan tinggi membuat Sungai Jalatunda di Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara meluap.
Akibatnya, sebagian badan jembatan sepanjang sekitar 13 meter dan lebar 2 meter di atas sungai itu ambrol.
Infrastruktur umum itu tak mampu menahan derasnya arus luapan sungai.
Puing jembatan masih berserak di dasar sungai. Sebagian hanyut terbawa arus.
Sementara bangunan jembatan yang masih tersisa kondisinya kritis.
"Kriteria sungai tersebut jika terjadi banjir arusnya sangat deras," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rachman
Jalur yang terputus itu menghubungkan masyarakat Dukuh Kelapa Pondoh dengan Dukuh Praubosok.
Karena jembatan putus, aktifitas warga, terutama anak sekolah menjadi terganggu.
Sebab, jalur alternatif yang tersedia hanya berada di Dukuh Wlahar
Warga Dukuh Kelapa Pondoh yang terdiri dari 85 KK atau 360 jiwa misalnya, yang harus memutar dengan jarak tempuh kurang lebih 3 kilometer melalui jalur alternatif jika ingin menuju ke Dukuh Praubosok.
"BPBD melakukan cek lokasi kejadian dan memasang rambu penutup jalan menggunakan bambu," tambahnya.
Serma Hermawan, Bati Tuud Koramil 07 Mandiraja Kodim 0704 Banjarnegara mengungkapkan, sebelum kejadian ini, kondisi jembatan sudah memprihatinkan.
Tanda-tanda jembatan akan runtuh sudah teramati lama oleh warga.
Namun, saat itu, kerusakan jembatan masih terbilang ringan dengan bagian pinggir bangunan yang sedikit terkikis.
Baru sejak enam bulan terakhir, permukaan jembatan mulai sedikit ambles.
"Pembuatan tiang jembatan tidak menggunakan cor besi, hanya menggunakan batu dan bata dan pondasi dasarnya," terangnya.
Tak ayal, saat wilayah itu diterpa hujan berintensitas tinggi, tiang jembatan tak mampu menahan derasnya arus sungai.
Ditambah, longsor di tepi jembatan yang meluas hingga membuat bangunan itu runtuh.
Menurut Hermawan, jalan melalui jembatan itu merupakan akses penting warga Desa Jalatunda menuju desa tetangga.
Jalur itu bahkan merupakan jalur alternatif warga menuju Kabupaten Kebumen melalui Desa Kalitengah atau via Watu Celeng.
"Ada alternatif lain, tapi warga harus memutar. Itu jalan terdekat bagi warga Jalatunda menuju Kebumen," tandasnya. (*)