Tiga Orang Diduga Jadi Provokator Kaburnya 113 Napi Lapas Aceh, Jebol Pagar Pakai Barbel Semen
Tiga orang napi membawa barbel yang dibuat dari semen untuk menghajar pagar dan melarikan diri dari lapas.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tepat usai azan Maghrib, Kamis (29/11/2018), masjid di dalam Lapas Lambaro, Aceh, dipenuhi 300 orang narapidana yang akan melaksanakan salat berjamaah.
Namun, salat belum dimulai. Tiga orang penghuni lapas mulai berteriak-teriak mengucapkan kata-kata kasar kepada petugas Lapas yang sedang berjaga.
Suasana malam itu mulai riuh, petugas yang berjumlah 10 orang termasuk seksi keamanan dan kepala lapas tidak dapat meredakan amarah warga binaan.
Ratusan narapidana mulai mendekat ke pagar besi yang menghalangi antara lingkungan masjid dengan perkantoran.
Kawasan steril dari tamu dan penghuni lapas.
"Tiga orang dari mereka membawa barbel yang dibuat dari semen untuk menghajar pagar. Pinggirannya itu dijebol, cukup untuk lewat dua orang dewasa," tutur Humas Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Ade Kusmanto di kantornya, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Tidak diketahui dari mana asal barbel tersebut diambil.
Namun, Ade menengarai, sudah ada persiapan sebelumnya untuk melarikan diri dari Lapas dan melawan petugas.
Bukti lain ikut terlihat. Narapidana juga melemparkan air cabai kepada petugas yang berusaha untuk menenangkan.
"Kalapas nya kena matanya. Terus dilarikan untuk diobati dan diketahui isinya air yang dicampur cabai," jelasnya.
Dari 113 narapidana yang kabur, masih terdapat beberapa yang masih bertahan.
Menurut Ade, para narapidana sebenarnya tidak ingin ikut kabur dari penjara.
Hanya saja, ajakan dari tiga orang yang memprovokasi, membuat warga binaan lainnya terpancing.
"Mereka yang bertahan, tidak mau sebenarnya. Tapi, diajak sama tiga orang ini. Mereka yang jebol pakai barbel dan pecahin beberapa kaca jendela. Jadi, ikutan kabur," jelasnya.