Polsek Ubud Buru Sopir Truk yang Menewaskan Ni Nyoman Sumi
Polsek Ubud masih mencari keberadan sopir maut tersebut yang kabur usai menabrak Ni Nyoman Sumi di tanjakan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Ni Nyoman Sumi (60), warga Banjar Penestanan Kaja, Desa Sayan, Ubud, Gianyar, tewas terjepit truk. Sang pengemudi truk justru kabur.
Saat ini Polsek Ubud masih mencari keberadan sopir maut tersebut.
Tangis Ni Wayan Galung tak dibendung.
Ia tampak sangat terpukul saat ditemui di jembatan jalan Desa Pakraman Penestanan, Kamis (6/12/2018) sekitar pukul 09.30 Wita.
Ia tak menyangka bibinya, Nyoman Sumi, yang dikenal sangat ramah, meninggal secara tragis.
Sumi menghembuskan napas terakhir setelah ditabrak truk.
Sebelum peristiwa nahas ini terjadi, korban sempat menghaturkan sesajen di pelinggih yang berada di sebelah barat TKP, bertepatan rerahinan Kajeng Keliwon Uwudan.
Baca: Airin Rachmi Diany Membisu Saat Ditanya Soal Suami Bersama Artis di Hotel Bandung
Diduga saat korban hendak pulang ke rumahnya dengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy, truk Mitsubishi DK 9399 KJ yang hendak menaiki jalan tanjakan, justru mundur dan membentur Sumi dan kendaraannya.
Akibatnya, korban dan truk terseret ke sisi tebing. Korban kemudian terjepit bagian belakang truk.
Korban mengalami luka berat di bagian kepala dan sejumlah tubuhnya.
Ia sempat dilarikan ke RSU Ari Santi, Desa Mas, Ubud. Namun nyawanya tidak tertolong.
Saat Tribun Bali berada di TKP, sejumlah kerabat korban tengah mencari bagian jari korban yang hilang.
Sebab menurut keyakinan warga Bali, seseorang yang meninggal, harus dikubur bersama dengan semua organ tubuhnya.
Keponakan korban, Ni Wayan Galung, mengaku terpukul atas peristiwa ini.
Terlebih sebelum meninggal, ia sempat saling sapa di TKP. Saat itu korban sedang mabanten di pelinggih di sebelah barat TKP.
"Tadi saya lihat sedang mabanten, saat itu saya mau ke supermarket. Tapi setelah pulang, saya dengar suara sirine ambulans. Saya tak menyangka itu bibi saya," ujarnya sembari menitikkan air mata.
Selama hidupnya, korban yang tidak memiliki keturunan ini dikenal sangat baik oleh keluarga.
"Orangnya baik dan ramah. Saya tidak menyangka beliau akan seperti ini," ucapnya lirih.
Ketua Pecalang Desa Pakraman Penestanan, I Wayan Suatra, saat ditemui di TKP mengungkapkan, truk tersebut diduga mundur lantaran tidak kuat menahan beban.
Saat itu truk bermuatan material batu padas.
Namun pihaknya belum bisa memastikan kebenarannya. Sebab saat kejadian, sopir truk maut ini kabur meninggalkan korban dan truknya.
"Truknya bawa paving, diduga tak kuat menahan beban jadinya mundur dan menimpa korban. Lalu sopirnya kabur, tadi istrinya (sopir) ditelepon sama temannya, istrinya tak tahu keberadaannya di mana," ujarnya.
Menurut Suatra, kasus truk mundur bukan hal baru di jalan tanjakan Penestanan ini.
Dua minggu sebelumnya, sebuah truk yang membawa beban seberat tujuh ton mundur dan menimpa pelinggih, tempat korban menghaturkan sesajen.
“Lihat itu, sebenarnya baru dibuat, tapi rusak karena kena hantaman truk,” ujarnya sembari menunjukkan pelinggih yang kondisinya rusak.
Kapolsek Ubud, Kompol Made Raka Sugita, membenarkan sopir truk maut tersebut kabur.
"Ya, orangnya kabur. Saat ini anggota sedang mencari keberadaannya," ujarnya singkat.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Kronologi Kecelakaan Maut di Tanjakan Penestanan Kaja Ubud, Sumi Tewas Terjepit Truk Usai Mabanten
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.