Keindahan Situs Kuno Watu Bahan Berusia 2 Juta Tahun di Lemah Abang Pekalongan Menajubkan
Desa Lemah Abang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan tak hanya terkenal dengan sentra penghasil durian. Namun juga beberapa situs sejarahnya
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Desa Lemah Abang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan tak hanya terkenal dengan sentra penghasil durian.
Namun juga terkenal dengan beberapa situs sejarahnya.
Seperti lokasi wisata watu bahan, yang baru dibuka dua tahun lalu, kawasan Watu Bahan yang dinyatakan telah ada sekitar duajuta tahun lalu kini menjadi magnet pariwisata baru di Kabupaten Pekalongan.
Di kawasan watu bahan, ribuan batu berbentuk segi lima memanjang bakal ditemukan pengunjung sepanjang lokasi.
Bahkan mitos tentang adanya kota yang hilang di lokasi tersebut menjadikan daya tarik tersendiri.
Dijelaskannya Setyaji ketua Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Lemah Abang, wisata Watu Bahan dibuka pada 2016 oleh masyarakat sekitar desa.
"Memang dari dulu sudah ada, bahkan dari jaman nenek moyang kami. Namun beru 2016 lalu dibuka. Keunikan dari wisata Watu Bahan karena banyak batu besar berbentuk segi lima, seperti batu yang akan digunakan untuk membangun candi atau rumah jaman dahulu," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/12/2018).
Terkait cerita dibalik munculnya batu-batu di lokasi Watu Bahan, Setyaji belum mengetahui secara pasti.
Namun mitos dari leluhur batu tersebut akan digunakan untuk membangun Masjid.
"Karena masih dilakukan penelitian dari pemerintah pusat, tidak hanya Watu Bahan, ada juga Curug Lengkung, dimana tebing tinggi melengkung dialiri air dari sumbernya langsung," katanya.
Mengenai adanya peninggalan sejarah berupa kota, pihaknya mengaku belum tahu secara pasti.
Namun, kemungkinan ada peradaban karena beberapa situs sejarah ada di sekitar lokasi watu bahan.
"Banyak situs di lokasi Watu Bahan, baik berupa punden berundak ataupun petilasan. Kami meyakini ada cerita dibalik watu bahan karena banyak batu-batu yang ada muncul dari tebing ataupun permukaan tanah sangat presisi seperti dipahat oleh manusia," tambahnya.