Suara Misterius di Langit Pekalongan Dini Hari Tadi, Benarkah Karena Dilewati Pesawat Antonov?
Ada Pesawat Antonov, 'burung raksasa' sedang tidur di pangkalan udara era Uni Soviet di pinggiran Kota Kiev, Ukraina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG -- Suara aneh tadi malam banyak yang menduga suara pesawat kargo, bahkan disebut-sebut pesawat Antonov.
Benarkah?
Namun TNI AU yakin suara misterius yang meraung-raung dan didengar warga Pantura, khususnya Pekalongan tersebut bukan pesawat Antonov An-12BP. TNI AU menyebut pesawat tersebut selalu termonitor berada di ketinggian 22 ribu kaki.
"Nope, pesawat AN-12 milik Ukraina tersebut selama memasuki wilayah udara NKRI selalu termonitor berada di ketinggian 22.000 ft," tulis akun Twitter TNI AU, @_TNIAU menanggapi fenomena tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan TNI AU untuk menjawab pertanyaan pengguna Twitter lain yang menampilkan screenshot Flight Radar 24.
Screenshot tersebut menampilkan rute pesawat Antonov An-12BP.
Menurut TNI AU, ukuran pesawat Antonov An-12BP hampir sama dengan pesawat Hercules C-130.
Namun pesawat tersebut tidak mungkin mengeluarkan suara seperti yang didengar warga jika berada di ketinggian 22 ribu kaki.
Pengamat penerbangan Alvin Lie angkat bicara mengenai heboh suara pesawat di Pekalongan.
Alvin menyebut tidak ada yang luar biasa pada kejadian tersebut.
Pesawat itu lewat dinihari sehingga terdengar keras.
"Tadi saya cek di Flight Radar 24 memang ada pesawat berjenis kargo lewat di sana (Pekalongan) sekitar pukul 02.30 di ketinggian 23 ribu kaki. Tidak ada yang luar biasa," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (14/12/2018).
Menurut Alvin, pesawat kargo yang lewat tersebut berbadan besar.
Namun dia tidak yakin pesawat itu apakah buatan Cina atau Rusia.
"Pesawat itu tidak terbang rendah. Pesawat itu terbang di 23 ribu kaki, tidak rendah lho," jelas pengamat penerbangan yang juga ketua Ombudsman Republik Indonesia ini.
Hasil pengamatannya, pesawat tersebut akan menuju Melbourne Australia.
Pesawat itu berangkat dari Jakarta.
"Bisa saja dia berhenti di Jakarta untuk mengisi bahan bakar," tandasnya.
Ia pastikan pesawat tersebut bukan pesawat penyusup.
TNI AU pastinya akan mengawal ketat jika kedapatan pesawat asing masuk ke Indonesia.
" Pesawat penyusup bisa dikawal TNI. Apalagi masuk Pulau Jawa. Di perbatasan saja sudah langsung dikawal," tukasnya.
Seperti apa pesawat Antonov itu?
Ada Pesawat Antonov, 'burung raksasa' sedang tidur di pangkalan udara era Uni Soviet di pinggiran Kota Kiev, Ukraina.
'Burung' itu bernama Pesawat Antonov An-225.
Dirancang dan diproduksi pada era 1980-an, An-225 meraih predikat sebagai pesawat terbesar yang pernah mengangkasa di dunia.
Sedemikian besarnya, panjang tubuh pesawat raksasa itu melampaui jarak penerbangan pesawat pertama ciptaan Wright Bersaudara.
Kini, Pesawat Antonov An-225 berusia 30 tahun dan baru-baru ini melalui proses peremajaan agar bisa tahan digunakan 20 tahun mendatang.
Meski demikian, pesawat tersebut jarang mengudara lagi.
Di pangkalan udara Gostomel itulah, 'burung besi' itu tidur nyenyak, walau sesekali dibangunkan oleh para kru yang merawat.
Pesawat raksasa itu jarang mengangkasa lantaran permintaan penggunaannya sedikit sekali dan biaya operasionalnya sangat mahal.
Untuk sekali terbang selama satu jam, penggunanya harus merogoh kocek sekitar US$30.000 atau hampir Rp400 juta.
Sepanjang 2016, pesawat berjuluk 'Mriya' ('Mimpi' dalam bahasa Indonesia), hanya bekerja selama tiga bulan dalam dua misi.
Sembilan bulan sisanya, 'Mriya' tidur dan bermimpi.
Ternyata, Pesawat Antonov An-225 awalnya dirancang sebagai pengangkut pesawat ulang-alik Buran milik Uni Soviet.
Setelah Uni Soviet bubar, Pesawat Antonov An-225 terpaksa mencari misi lainnya sebagai pesawat kargo, kata Alexander Galunenko, orang pertama yang menerbangkan An-225.
"Ketika Uni Soviet bubar, program antariksa dihentikan dan pembiayaan ditutup. Kebutuhan untuk menggunakan (An-225) pun tidak ada lagi," ujar Galunenko.
Sebagai pilot penguji pesawat-pesawat Uni Soviet, Galunenko pertama kali menerbangkan Pesawat Antonov An-225 pada 21 Desember 1988.
Dia ingat betul kesan yang timbul saat menerbangkan pesawat raksasa itu melintasi dunia ke Amerika Serikat.
"Kami diundang menghadiri pameran dirgantara di Oklahoma dan media melaporkan bahwa pesawat terbesar di dunia akan datang. Ada begitu banyak orang yang datang karena tertarik ingin melihat. Orang-orang ini berasumsi bahwa pesawat terbesar di dunia dibuat oleh perusahaan Boeing. Kami harus memberi tahu mereka bahwa pesawat itu buatan Antonov. Lalu mereka bertanya, 'Antonov itu di mana?'. Kami bilang ke mereka, 'Kiev, di Ukraina'. Tentu saja mereka bertanya balik, 'Kalau Ukraina di mana?'"
Untuk menjawab pertanyaan itu, kru navigasi Antonov mengeluarkan peta dan menunjuk letak Ukraina.
"Dia mengambil spidol dan melingkari Kiev untuk menunjukkan mereka letaknya. Kami memperlihatkan pesawat sekaligus memberi pelajaran geografi kepada orang-orang Amerika," kata Galunenko sembari terpingkal.
Pengangkut pesawat antariksa
BBC bertemu dengan Nikolay Kalashnikov, pakar mesin yang bertugas merancang dan membangun proyek Pesawat Antonov An-225.
Dijumpai di sebuah ruangan yang penuh dengan miniatur pesawat buatan Antonov, Kalashnikov menghabiskan seluruh karier profesionalnya di perusahaan berusia 71 tahun tersebut.
Baginya, 'Mriya' adalah puncak pencapaian dalam karier.
"Sekarang sulit menjelaskannya, tapi saat itu sangat menakjubkan. Sulit membayangkan pesawat sebesar itu bisa terbang," ujar Kalashnikov.
Menurutnya, sebelum Antonov memutuskan membuat An-225, perusahaan tersebut sejatinya sudah memproduksi An-124 'Ruslan' yang bertugas mengangkut peralatan militer.
Kala itu, An-124 adalah pesawat kargo yang mengesankan banyak orang. Namun, An-124 dianggap terlalu kecil untuk mengangkut pesawat antariksa Buran.
Oleh karena itu, Kalashnikov dan rekan-rekannya diperintahkan memodifikasi struktur An-124 untuk meningkatkan daya maksimum saat lepas landas.
Mereka menambahkan dua mesin, sejumlah peranti pendaratan, memperpanjang tubuh pesawat, dan merancang ulang ekor pesawat guna memastikan pesawat baru itu bisa mengangkut Buran.
Pada masa tersebut, misi antariksa Uni Soviet dijalankan di kawasan yang kini dikenal sebagai Kazakhstan selatan, tepatnya di Kosmodrom Baikonur.
Dengan demikian, misi An-225 adalah membawa roket pendorong Buran dan Buran itu sendiri dari Moskow ke Baikonur.
Menurut Kalashnikov, para pejabat Uni Soviet memperhitungkan bahwa lebih murah merancang dan memproduksi An-225 ketimbang membangun jalan bebas hambatan di antara dua sungai dan pegunungan Ural hanya untuk mengirim Buran.
Segudang potensi
Direktur Utama Antonov, Mikhail Kharchenko, meyakini Mriya masih punya segudang potensi walau sudah berumur.
Salah satunya mengembangkan An-225 menjadi landasan peluncur pesawat lain.
Dengan demikian, pesawat lain tersebut bisa lepas landas dari An-225 yang tengah mengudara.
"Sekitar 90 persen energi kendaraan peluncur dihabiskan untuk mencapai ketinggian 10 kilometer. Jika kita menaruh sebuah pesawat antariksa dan menempelkannya pada punggung Mriya lalu menerbangkannya pada ketinggian 10km, maka kita bisa meluncurkan pesawat antariksa itu langsung ke luar angkasa. Dari sudut pandang biaya, keuntungan ekonominya cukup besar jika peluncuran dilakukan di ketinggian 10km," kata Kharchenko.
Guna mewujudkannya, Kharchenko mengakui banyak perbaikan yang harus dilakukan.
Namun, dia meyakini itu adalah arah terbaik bagi pesawat raksasa tersebut.
Dan keyakinan itu bukan hanya datang dari Kharchenko.
Menurut Zhang, An-225 merupakan pusat dari rencana superambisius yang hendak memproduksi 1.000 pesawat angkut raksasa selama 10 tahun mendatang.
Dan kemampuan pesawat tersebut tak hanya itu.
"An-225 bisa dilengkapi dengan pesawat antariksa dengan ketinggian jauh dan bisa meluncurkan satelit komersial pada ketinggian di bawah 12.000 meter. Waktu peluncurannya fleksibel, akurat, dan dengan cepat mengirim satelit ke orbit sehingga mengurangi biaya peluncuran secara signifikan," kata Zhang.
Bukan Pertama Kali
Sebelumnya diberitakan ada suara aneh di langit Pekalongan dan sekitarnya ternyata bukan cuma sekali ini.
Suara misterius itu pernah terdengar dua bulan lalu oleh warga Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Bahkan saat itu, sejumlah warga mencari sumber suara aneh yang misterius di pesisir utara Kota Pekalongan.
Saking kerasnya, sampai menggelegar, ada yang menduga suara tersebut berasal dari pesawat jatuh ke Laut Jawa.
Menurut Yoga Triwibowo, warga Kauman Kota Pekalongan, suara tersebut pernah dia dengar pada September lalu sekitar pukul 23.00 WIB.
"Bahkan warga sempat beramai-ramai mencarinya. Saya masih ingat waktu itu juga suasananya mendung. Sumber suara dari Pantai Slamaran," papar Yoga kepada Tribunjateng.com.
Apakah suara yang terdengar saat itu serupa dengan yang terjadi tadi malam?
Yoga ingat betul, suara yang dia dengar dua bulan lalu persis dengan yang didengarnya Jumat dini hari tadi.
"Mirip sekali suaranya. Warga (saat itu) bahkan mengira ada pesawat jatuh ke laut karena suaranya dekat sekali," paparnya.
Keterangan Yoga dibenarkan Ady Subiyanto, ketua Tim Pekalongan Rescue.
Dia menyatakan suara aneh tadi malam pernah terdengar beberapa waktu lalu yang membuat warga setempat penasaran.
"Kami sempat mencari keberadaan suara tersebut karena informasi yang beredar ada suara pesawat di sekitar Pantai Slamaran. Tapi kami tidak menemukan tanda-tanda ada pesawat jatuh atau kehilangan arah," jelas Yoga.
Setelah pencarian sekitar sejam, upaya pencarian dihentikan karena tidak ada tanda-tanda pesawat atau benda lain jatuh.
Suara aneh itu pun tetap misterius hingga terdengar lagi tadi malam.
Terpisah, Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang yang menaungi wilayah Jateng menyatakan sudah melakukan diskusi mengenai munculnya suara dengungan tersebut.
"Hasil diskusi kami bersama tim, kemungkinan besar suara dengungan dari pesawat. Mungkin bisa diteruskan ke pihak Airnav atau Bandara Ahmad Yani tentang pesawat yang melintas saat itu di wilayah Pekalongan dan sekitarnya," terang Kepala Stasiun Klimatologi klas I BMKG Semarang, Tuban Wiyoso.
Data yang dihimpun Tribunjateng.com, melalui aplikasi radar penerbangan, sekitar pukul 01.00 WIB ada pesawat Boeing 737-8U3 melintas di atas Kota Pekalongan.
Jalur yang ditempuh pesawat itu dari Jakarta menuju Sorong dengan ketinggian 35.000 kaki dengan kecepatan mencapai 467 knot.
Boeing 737 merupakan jenis pesawat komersial dengan mesin ganda yang diproduksi oleh pabrik Boeing di Seattle, Amerika Serikat.
Adapun Air Navigation (Airnav) Semarang tidak memantau suara aneh misterius tadi malam di langit Pekalongan dan sekitarnya.
Manager Operasional Airnav Semarang, Kelik Widjanarko mengatakan pihaknya tidak melakukan pemantauan saat terdengar suara misterius yang membuat heboh itu.
Airnav tidak memiliki data atas kejadian penerbangan bersamaan suara aneh tersebut.
"Kalau yang punya data saat itu (Airnav) Jakarta. Karena yang punya radar kan Jakarta," ujar Kelik kepada Tribunjateng.com, Jumat sore.
Menurut Kelik, kejadian tersebut terlalu dilebih-lebihkan.
Suara baling-baling pesawat sering terdengar saat dini hari.
"Kalau penerbangan militer dalam tanda kutip harus kami rahasiakan. Kalau penerbangan asing tidak mungkin karena pasti tertangkap radar Indonesia," tandasnya.
Kelik menyatakan, pada jam itu pelayanan Airnav Semarang telah tutup.
Secara pribadi dia menganggap fenomena itu terlalu dilebih-lebihkan.
" Yang blow upnya salah, terlalu mengada-ada," jelas Kelik.
Ia menuturkan masyarakat jangan terlalu melebih-lebihkan hal yang belum pasti.
Mereka dapat memastikan kejadian tersebut ke pihak-pihak terkait.
"Itu pasti suara pesawat. Masyarakat bisa lihat di aplikasi Flight Radar 24. Nanti dicek histori dari jam sekian sampai sekian. Kalau itu pesawat militer, tidak tertangkap aplikasi Flight Radar 24. Sebaliknya, kalau pesawat sipil atau komersial ada datanya," tegas dia.
Air Navigasi (Airnav) cabang Semarang pastikan tidak ada kecelakaan saat terdengar suara pesawat yang melintas di Pekalongan.
Manager Operasional Airnav Cabang Semarang, Kelik Widjanarko mengatakan data tersebut dapat dicari di Airnav pusat.
Pihaknya tidak memiliki data keberadaan pesawat tersebut seperti yang dikatakan sebelumnya.
"Untuk akurasi berita silahkan hubungi Air Traffic Control (ATC) yang ada di Jakarta atau pihak-pihak terkait," ujarnya, Jumat(14/12).
Pihaknya menegaskan tidak ada pelayanan navigasi ketika tersebarnya informasi adanya suara pesawat terbang rendah sekitar pukul 01.00.
Kejadian tersebut berada di luar jam operasionalnya.
" Ya kalau itu pesawat kami tidak tahu pesawat apa. Karena tidak melakukan pelayanan navigasi," tandasnya.
Ia menuturkan kejadian tersebut masyarakat hanya ingin tahu pesawat yang melintas di atasnya.
Dia memastikan tidak ada kecelakaan saat kejadian tersebut.
"Masyarakat hanya ingin tahu jenis pesawat apa yang melintas," tukasnya.
Sebelumnya masyarakat Pekalongan dan sekitarnya digegerkan suara aneh yang misterius di langit pada Jumat (14/12/2018) dinihari sekitar pukul 01.15 WIB.
Suara dengungan, beberapa lainnya mengaku mendengar gemuruh atau gelegar, yang misterius tersebut juga didengar hingga di beberapa daerah lain di pantai utara Jawa Tengah, hingga Kendal dan sebagian wilayah di Kota Semarang.
Menurut Ilman Navian (25), warga Kota Pekalongan, suara aneh misterius tersebut seperti suara pesawat.
Sayang, karena mendung dan gerimis dia tak bisa melihat benda yang diduga sebagai sumber suara aneh dan misterius tersebut.
"Seperti suara pesawat atau helikopter. Suaranya sangat dekat dengan rumah, saya kira ada pesawat yang terbang rendah," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat siang.
Menurut Ilman, suara dengungan tersebut ia dengar sekitar satu menit.
Kemudian mulai hilang perlahan-lahan.
"Setelah mendengar suara dengungan tersebut, saya langsung cek ke media sosial. Ternyata sudah ramai, banyak yang bertanya suara dengungan tersebut suara apa. Hingga sekarang saya tidak tahu itu suara apa," jelasnya.
Heboh suara aneh di langit Pekalongan ini menjadi viral di media sosial, terutama Facebook.
Sejumlah pemilik akun membagikan pengalamannya mendengar suara tersebut.
Tak sedikit yang menjulukinya sebagai "tanda-tanda kiamat", merujuk suara terompet sangkakala yang ditiup pada akhir zaman.
Sebagian netizen yang berkomentar di unggahan-unggahan itu membahas mengenai kemungkinan terbang rendahnya pesawat berbadan besar di langit.
Sebenarnya heboh suara aneh tadi malam di langit Pekalongan dan sekitarnya ternyata bukan cuma sekali ini.
Suara misterius itujuga pernah terdengar dua bulan lalu oleh warga Kota Pekalongan.
Bahkan saat itu, sejumlah warga mencari sumber suara aneh yang misterius di pesisir utara Kota Pekalongan.
Saking kerasnya, sampai menggelegar, ada yang menduga suara tersebut berasal dari pesawat jatuh ke Laut Jawa.
Menurut Yoga Triwibowo, warga Kauman Kota Pekalongan, suara tersebut pernah dia dengar pada September lalu sekitar pukul 23.00 WIB.
"Bahkan warga sempat beramai-ramai mencarinya. Saya masih ingat waktu itu juga suasananya mendung. Sumber suara dari Pantai Slamaran," papar Yoga.
Apakah suara yang terdengar saat itu serupa dengan yang terjadi tadi malam?
Yoga ingat betul, suara yang dia dengar dua bulan lalu persis dengan yang didengarnya Jumat dini hari tadi.
"Mirip sekali suaranya. Warga bahkan mengira ada pesawat jatuh ke laut karena suaranya dekat sekali," paparnya.
Keterangan Yoga dibenarkan Ady Subiyanto, ketua Tim Pekalongan Rescue.
Dia menyatakan suara aneh tadi malam pernah terdengar beberapa waktu lalu yang membuat warga setempat penasaran.
"Kami sempat mencari keberadaan suara tersebut karena informasi yang beredar ada suara pesawat di sekitar Pantai Slamaran. Tapi kami tidak menemukan tanda-tanda ada pesawat jatuh atau kehilangan arah," jelas Yoga.
Setelah pencarian sekitar sejam, upaya pencarian dihentikan karena tidak ada tanda-tanda pesawat atau benda lain jatuh.
Suara aneh itu pun tetap misterius hingga terdengar lagi tadi malam. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pesawat Antonov Disebut Sumber Suara Aneh di Pantura, Inilah Kata TNI AU,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.